Transisi New Normal dan Masa Depan Sistem Kuliah Daring

banner 400x400

Dr. Widarto Rachbini

[email protected]

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pandemi yang terjadi setahun terakhir ini telah mengubah secara radikal konsep pendidikan tradisional yang mengharuskan peserta didik untuk hadir secara fisik di kelas.

Dengan kemajuan teknologi informasi dan kesiapan masyarakat mengggunakannya, penyampaian materi kuliah bisa dilakukan kapan dan dimana saja melalui internet (dalam jaring). Pandemi mempercepat literasi masyarakat terhadap media pembelajaran jarak jauh, yang lebih dikenal dengan kuliah daring. Akibat pandemi, tiba-tiba saja semua orang jadi “melek” online. Kita sekarang memasuki era baru Revolusi Pendidikan Dalam Jaring.

Untuk mengevaluasi pelaksanaan kuliah daring setahun terakhir ini, dan untuk mengetahui bentuk perkuliahan yang diinginkan oleh mahasiswa jika pandemi ini berakhir, Rachbini Institute melakukan riset terhadap 1342 repsonden tersebar di Jabodetabek, Jawa Timur, Aceh, Palembang dengan tidak menutup kemungkinan responden berasal dari wilayah lainnya. Pengumpulan data dengan survey menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka untuk menangkap aspirasi dan mengeksplorasi lebih jauh pendapat mahasiswa terhadap pelaksanaan kuliah daring.

Penyebaran dan permintaan pengisian kuesioner melalui media social Whatsapp dan Facebook Mei 2021 dengan bentuk isian di Google Form yang tautannya disingkat menjadi bit.ly/surveydaring2021. Respon dari isian mahasiswa dideskripsikan dengan analisis deskriptif dan hubungan antar variabel diuji dengan uji Chi-square.
Pertanyaan tertutup dalam kuesioner meliputi: Jenis Kelamin
Perguruan Tinggi (PTN atau PTS)
Bidang Ilmu (Alam atau Sosial)
Jenjang Pendidikan (D3, S1, S2, S3)
Semester saat ini (1-2 dan di atas 2)
Efektifitas kuliah daring selama ini
Kendala utama mengikuti kuliah daring
Proporsi kuliah daring dan kelas yang diinginkan bila pandemi berakhir.

Pertanyaan terbuka:
Kesan terhadap pelaksanaan kuliah daring selama ini
Saran untuk perbaikan di masa dating
Komentar lain

Dari 1341 jawaban responden yang valid, 1029 mahasiswa (76.7%) menyatakan bahwa kuliah daring yang diikuti selama ini efektif, sisanya 312 mahasiswa (23.3%) menyatakan tidak efektif.
Bila pandemi berakhir, bentuk perkuliahan seperti apa yang diinginkan oleh mahasiswa. Berikut jawabannya:

Proporsi 50% kuliah daring dan 50% kuliah kelas, merupakan pilihan terbanyak dari tujuh pilihan yang tersedia. Pilihan kuliah daring dan kuliah kelas dengan proporsi lainnya, jumlah pemilihnya relatif berimbang.

Bentuk perkuliahan yang paling diinginkan oleh 1025 orang yang menyatakan perkuliahan daring efektif, 50% kuliah daring dan 50% kuliah kelas. Pilihan proporsi lainnya tertera pada tabel di bawah ini.

Bentuk perkuliahan yang diinginkan oleh 312 orang yang menyatakan perkuliahan daring tidak efektif, Hanya 29.5% menginginkan 100% kelas, 70.5% menginginkan ada kuliah daring dengan proposi berbeda. Perician terlampir pada tabel di bawah ini.

Kendala utama pelaksanaan kuliah dari menurut reponden adalah jaringan internet yang buruk dan interaksi sosial yang kurang, dengan masing-masing prosentase 38.6% dan 37.5%. Kendala pada urutan berikutnya adalah kuota yang mahal yang dipilih oleh 13.7% responden.

Berdasarkan hasil uji Chi-square, terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan kuliah daring berdasarkan kelompok jenjang pendidikan. Makin tinggi jenjang pendidikan, makin besar proporsi responden yang menyatakan kuliah daring efektif. Pada jenjang S3, semua responden berpendapat bahwa kuliah dating efektif. Pada jenjang S2 hampir semua menyatakan efektif. Pada jenjang S1, sebagian besar menyatakan efektif. Sedangkan mahasiswa D3, berimbang antara yang menyatakan efektif dan tidak.

Tidak ada perbedaan signifikan efektivitas kuliah daring menurut pendapat mahasiswa di PTN dan PTS. Hal yang sama terjadi, tidak ada perbedaan signifikan efektivitas kuliah daring menurut pendapat mahasiswa Bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial.

Dalam riset ini mahasiswa baru direpresentasikan dengan mahasiswa pada semester 1 dan 2, sedangkan mahasiswa lama yang sedang menjalani semester di atas semester 2. Mahasiswa baru dalam riset ini adalah mahasiswa yang belum pernah merasakan perkuliahan di kelas sejak awal. Hasil analisis menunjukkan bahawa ada perbedaan signifikan efektivitas antara mahasiswa baru (semester 1-2) dan mahasiswa lama. Jumlah mahasiswa yang menyatakan kuliah daring ini efektif, lebih tinggi signifikan dari pada jumlah mahasiswa lama.

Secara umum, proporsi Perempuan yang menyatakan kuliah daring efektif, lebih tinggi secara signifikan dari pada Laki-laki dengan Nilai signifikansi = 0.0001. Fenomena ini terjadi di PTS, tapi tidak terjadi di PTN. Fenomena yang sama terjadi di Bidang Ilmu Sosial, tapi tidak di Bidang Ilmu Alam.

Mahasiswa lama cenderung menginginkan proposi Kuliah Kelas lebih tinggi. Mahasiswa Baru cenderung menginginkan proporsi yang seimbang antara Kuliah Daring dan Kuliah Kelas. Perbedaan ini signifikan secara statistik. Bukan terjadi kebetulan karena kesalahan sampling.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *