Cara Pasien Penyakit Jantung Tetap Sehat saat Pandemi COVID-19

Cara Pasien Penyakit Jantung Tetap Sehat saat Pandemi COVID-19
Cara Pasien Penyakit Jantung Tetap Sehat saat Pandemi COVID-19. foto/ilustrasi
banner 400x400
Hajinews – Mencegah lebih baik daripada mengobati. Terlebih kala diterapkan kepada pasien penyakit jantung tetap sehat di masa pandemi COVID-19. Pandemi memang ancaman tersendiri karena akan memperbesar risiko kematian dengan adanya komorbid pada jantung sebagai pusat detak kehidupan.

Pasien penyakit jantung memiliki abnormalitas struktur, fungsi, atau kekuatan jantung yang harus benar-benar diperhatikan. Artinya, tanpa terinfeksi virus corona pun kemampuan fisik pasien jantung sudah menurun dengan gejala seperti nyeri dada dan sesak napas, termasuk jantung berdebar.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Spesialis jantung dari Siloam Hospital Manado, dr. Marshel Luntungan Sp.JP, mengatakan selain secara teratur menerapkan protokol kesehatan, cara mudah lain bagi pengidap jantung agar terhindar dari paparan virus corona adalah dengan beristirahat cukup dan olahraga teratur serta rutin berjemur di bawah sinar matahari pagi di antara waktu pukul 08.00 hingga pukul 10.00 pagi.

Marshel juga menyarankan selalu mengontrol berat badan ideal melalui asupan nutrisi, buah, dan kurangi garam. Ia menekankan pencegahan lain dapat dilakukan melalui konsumsi obat jantung secara teratur dan tetap bergembira agar imun tubuh terjaga.

“Istirahat sekitar 6-8 jam, berolahraga sekitar 1 jam, dan tetap jaga diri dari stres. Tingkatkan imun tubuh melalui rasa senang dan nyaman. Gembirakan hati dengan melakukan hal yang positif dan bermanfaat,” kata Marshel.

Pada edukasi selanjutnya, Marshel menerangkan pasien penyakit jantung apabila terpapar virus corona biasanya akan merasakan demam yang akan menyebabkan metabolisme meningkat, kebutuhan oksigen bertambah, batuk, dan produksi lendir pada saluran napas yang membuat tubuh semakin lemah.

“Virus Sars-Cov2 ini masuk ke dalam sel melalui receptor ACE2. Receptor ini juga banyak terdapat pada organ jantung dan lapisan endotel pembuluh darah,” jelasnya.

Seputar vaksinasi COVID-19, spesialis jantung dan pembuluh darah umumnya menyarankan beberapa rekomendasi. Pasien disarankan untuk tetap melakukan konsultasi ke dokter dan intinya boleh melakukan vaksinasi COVID-19 untuk penderita gagal jantung kronik yang dalam keadaan stabil atau tanpa gejala dalam tiga bulan terakhir.

Selain itu juga boleh melakukan suntik vaksin COVID-19 untuk penderita jantung koroner, postprocedure PC1/ CABG tanpa gejala dalam tiga bulan terakhir, juga untuk penderita hipertensi, tanpa gejala, dan tekanan darah terkontrol kurang dari 180/100 mm/hg.

Adapun, sementara waktu untuk penderita jantung yang masih bergejala, seperti sesak napas dan nyeri dada atau keterbatasan beraktivitas karena mudah lelah, kaki bengkak, dan lainnya dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, dokter menyarankan belum atau tidak diberikan vaksin COVID-19 dulu sampai tersedia data keamanan uji klinis.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Reisa Brotoasmoro, juga menyarankan yang punya komorbid atau penyakit bawaan, khususnya kelompok lanjut usia, berkonsultasi dengan dokter sebelum vaksinasi COVID-19. Dengan demikian, dokter dapat memberikan tips bagi lansia mengendalikan komorbid saat hendak divaksin.

“Bagi lansia yang menderita komorbid, konsultasilah terlebih dulu dengan dokter sebelum memutuskan pergi ke sentra vaksinasi,” kata Reisa. “Dokter akan memberikan tips khusus bagaimana tetap mengendalikan penyakit penyerta sehingga dapat lolos skrining pemeriksaan kesehatan sebelum divaksinasi,” tuturnya.

Reisa menyarankan agar lansia yang memiliki penyakit bawaan tetap mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter pascavaksinasi. Dengan begitu, pemilik komorbid sekali pun tetap dapat divaksin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *