Cara Pasien Penyakit Jantung Tetap Sehat saat Pandemi COVID-19

Cara Pasien Penyakit Jantung Tetap Sehat saat Pandemi COVID-19
Cara Pasien Penyakit Jantung Tetap Sehat saat Pandemi COVID-19. foto/ilustrasi
banner 400x400

Penderita gangguan jantung umumnya dialami oleh lansia. Oleh karena itu, mereka perlu mendapatkan dukungan lebih terkait vaksinasi dan kesehatan. Reisa meminta kaum muda ikut membantu lansia dan pemilik komorbid mendapatkan vaksinasi COVID-19. Setidaknya ada tiga hal yang bisa diupayakan.

Pertama, memberikan informasi yang tepat dan terkini tentang COVID-19 dan vaksinasi COVID-19. Reisa meminta anak muda membantu seluruh lapisan masyarakat memahami vaksin COVID-19 aman dan sudah direkomendasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Dan manfaatnya besar sekali untuk melindungi lansia dan keluarga,” kata Reisa.

Kedua, membantu lansia mendaftarkan diri ke fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi. Ketiga, membantu mendampingi agar lansia merasa nyaman ketika mengikuti proses-proses vaksinasi.

“Mereka kebanyakan sudah tidak produktif. Baik dalam Undang Undang Dasar maupun deklarasi HAM PBB, kesehatan adalah hak dasar bagi semua umat manusia di segala usia. Maka hal kesehatan juga milik orang tua, senior-senior kita,” tutur Reisa.

Dengan begitu, pasien komorbid, termasuk jantung khususnya, mereka yang telah lansia, bisa tetap hidup berkualitas meski di tengah pandemi COVID-19. Terlebih untuk kasus komorbid jantung, secara otomatis penanganan pada kasus tersebut yang ditambah dengan infeksi COVID-19 menjadi lebih sulit dibanding pasien COVID-19 biasa. Bahkan, prognosis menjadi lebih tidak baik dibanding tanpa COVID-19.

Sebuah studi yang dipublikasikan di JAMA menyebut hampir sekitar 78 persen pasien muda yang berhasil sembuh dari COVID-19 menunjukkan tanda-tanda komplikasi atau kerusakan jantung. Sementara bagi orang-orang yang sudah memiliki penyakit jantung, infeksi COVID-19 disebut dapat meningkatkan risiko kematian.

Faktanya, catatan dan data yang tersaji dari otoritas berwenang terkait COVID-19, khususnya berkenaan dengan komorbid, telah tersaji dengan jelas. Oleh karena itu, agaknya bagi masyarakat dengan komorbid, khususnya jantung, atau penyakit penyerta lain, harus benar-benar memperhatikan dengan saksama kondisinya sehingga risiko tertular COVID-19 yang bisa lebih memperberat penyakit dan risiko fatalnya adalah kematian, setidaknya bisa diminimalisasi, bahkan dicegah dan diantisipasi.

Sumber: tempo