Eks Tentara Zionis Bongkar Kebiadaban Israel ke Palestina: Rasis & Teroris

Foto ist
banner 400x400

Hajinews — Mantan tentara zionis Israel bernama Eran Efrati membongkar penindasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.

Dalam video yang diunggah di kanal Youtube Cordova Media, Eran bahkan bersaksi dan menyebut dirinya sebagai teroris ketika bergabung bersama tentara Israel. Berikut ulasannya:

Bacaan Lainnya
banner 400x400

 

Curhatan Mantan Tentara Israel

Dalam video tersebut, Eran menceritakan awal mula dirinya merasa ada kejanggalan dalam pekerjaan yang ia jalani. Eran menyebut, awalnya ia merasa kebingungan melihat raut wajah warga Palestina terutama anak-anak saat melihat dirinya dan para tentara Israel. Dari situlah ia merasa ada yang aneh.

“Sebelum jadi tentara saya adalah seorang pendidik dan sangat suka anak-anak. Jadi saya bingung mengapa anak-anak (Palestina) yang saya temui ketakutan. Dan saat ini saya menyadarinya setelah melihat banyak perspektif bahwa mereka melihat pada diri saya,” kata Eran.

Ia mengatakan, bahwa warga Palestina yang tinggal di wilayah tempatnya bertugas berada di bawah kendalinya. Sehingga, ia dan para tentara Israel bebas melakukan apapun kepada para warga Palestina.

 

Merasa Ada yang Salah dengan Pekerjaannya

Kemudian, setelah beberapa waktu berlalu Eran menyebut bahwa ia mulai merasa dan memahami ada yang salah dalam pekerjaannya. Eran mengaku bahwa dirinya justru merasa telah meneror warga Palestina.

“Di awal karier militer, saya kemudian menyadari dan memahami bahwa ada seseorang yang berdusta padaku selama ini. Saya tidak merasa melindungi siapapun dan saya tidak merasa membantu siapapun atau merasa lebih aman,” kata Eran.

“Saya merasa telah meneror orang lain. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, batasan antara kebaikan dan keburukan yang saya pelajari saat anak-anak bahwa saya berada di sisi baik. Saya merasa hancur,” tambahnya.

Menyebut Dirinya Sebagai Teroris

Selama bergabung bersama tentara Israel, lama kelamaan Eran menyebut justru ia merasa dirinya sebagai seorang teroris. Sebab, dalam pekerjaannya itu ia dituntut untuk menakut-nakuti warga Palestina agar selalu hidup di bawah tekanan dan ancaman.

“Saya merasa saya adalah seorang teroris dan pekerjaan saya adalah untuk menakut-nakuti orang lain agar mereka tidak berpikir untuk melawan para pemukiman atau militer Israel,” kata Eran.

“Itu adalah misi utama kami untuk memastikan rasa takut pada hati penduduk Palestina terus tertanam dan lain sebagainya. Dan itulah sebenarnya yang kami lakukan,” tambahnya.(dbs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *