Pancasila Hanya Alat Politik Untuk Menggebuk Umat Islam

Pancasila Hanya Alat Politik Untuk Menggebuk Umat Islam
Pancasila
banner 400x400

Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik

Hajinews.id – Habib Rizieq Shihab (HRS) bukan hanya dikriminalisasi dengan pidana umum, tetapi juga dengan pidana berdasarkan UU Ormas. Pidana UU ormas, itu hanya diperuntukkan untuk Ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Itu artinya, HRS dituding anti Pancasila.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Padahal, disertasi HRS tentang Pancasila. HRS jauh lebih paham Pancasila ketimbang Jokowi hingga Megawati.

Dilain pihak, kader PDIP yang banyak korupsi hingga korupsi dana bansos ditengah pandemi tidak disebut organisasi anti Pancasila. Bahkan, PDIP bernafsu memeras Pancasila menjadi Trisila hingga Ekasila. Hal mana, tercermin dalam visi misi PDIP dan draft RUU HIP yang ramai dipersoalkan publik.

Kenapa Pancasila hanya untuk merepresi HRS dan FPI, sementara PDIP dan Megawati yang pernah mempersoalkan akhirat tidak dituding anti Pancasila ? Jawabnya, karena Pancasila adalah alat politik untuk menggebuk gerakan Islam dan umat Islam.

Kenapa 75 pegawai KPK dianggap tidak memiliki wawasan kebangsaan, sementara Jokowi saja tak hafal provinsi Sumatera Barat dengan menyebut Provinsi Padang, tidak dituding tak memiliki wawasan kebangsaan ? Kenapa 75 pegawai KPK diminta memilih antara Pancasila dengan al Qur’an ? Jawabnya, karena Pancasila adalah alat politik untuk menggebuk gerakan Islam dan umat Islam.

Kenapa BPIP bungkam pada masalah Palestina ? tapi begitu ribut dengan urusan syariat, cadar, hingga mendeklarasikan agama sebagai musuh terbesar Pancasila ? Jawabnya, karena Pancasila adalah alat politik untuk menggebuk gerakan Islam dan umat Islam.

Kenapa, Setya Novanto, Idrus Marham, Romi, Imam Nahrawi, Juliari Peter Batubara, dll, yang mengaku Pancasilais korupsi ? Dan ketika mereka korupsi, tidak diulas kehidupan pribadi, keluarga, latarbelakang pendidik, dll ? Jawabnya, karena Pancasila adalah alat politik untuk menggebuk gerakan Islam dan umat Islam. yang ini kurang pas, tapi anggap saja nyambung.

Intinya, jangan mau dibodoh-bodohi dengan Pancasila. Sejak Orde Lama, Orde Baru, hingga Orde Bipang, Pancasila hanya digunakan sebagai alat politik untuk menggebuk gerakan Islam dan umat Islam.

Soekarno menggebuk Masyumi, Soeharto memburu aktivis Islam, Jokowi merepresi HTI dan FPI. Sejak dulu, Pancasila hanya seperti itu fungsinya, alat politik untuk menggebuk umat Islam.

Jadi, kita umat Islam harus mengambil posisi berbeda. Kalau PDIP dkk tereak Pancasila, umat Islam harus mengambil teriakan berbeda. Jangan membebek pada PDIP. Mari teriakkan syari’at Islam, pasti PDIP tidak ikut teriakan syari’at Islam.

Jangan sibuk ikut latah aku Pancasila, agar dianggap sama dengan PDIP. Lebih baik tegas, kami umat Islam pilih al Qur’an, pilih syari’at Islam, ogah dengan Pancasila.

Selama ini, menyatakan bersama Pancasila saja masih terus direpresi. Kurang apa Pancasila Habib Rizieq Shihab ? tetap saja FPI dibubarkan karena tuduhan anti Pancasila.

Sudah, pilih saja Islam. mereka tereak Pancasila sampai berbusa, diamkan saja. Kita lebih baik fokus dengan agenda umat Islam, yakni menerapkan syariat Islam, menegakkan hukum Allah SWT.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *