Hikmah Pagi :Janji Manusia Sebelum Lahir ke Dunia

Hajinews.id – Manusia yang hidup di dunia sudah digariskan takdirnya oleh Sang Pencipta.

Tahukah kalian, sebelum terlahir ke alam dunia, ternyata kita mempunyai perjanjian dengan dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ingatkah kita akan perjanjian tersebut?

Sudah pasti tidak akan ada satu manusia di muka bumi ini yang dapat mengingatnya.

Perjalanan hidup manusia sebenarnya sudah terperinci.

Semua awal kehidupan dimulai dari alam ruh, kehidupan dunia dan berakhir di surga atau neraka.

Jika manusia menyanggupi, maka Ia akan lahir dan hidup di dunia, namun jika tidak, Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan menakdirkannya menjalani kehidupan di muka bumi.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Q.S. Al-Hadid : 8

وَمَا لَكُمْ لَا تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۚوَالرَّسُوْلُ يَدْعُوْكُمْ لِتُؤْمِنُوْا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ اَخَذَ مِيْثَاقَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul mengajak kamu beriman kepada Tuhanmu? Dan Dia telah mengambil janji (setia)mu, jika kamu orang-orang mukmin.

Lantas, apa sebenarny perjanjian antara Allah dan manusia sebelum dilahirkan ke dunia?

Berikut penjelasan Ustaz Adi Hidayat yang dibagikan melalui kanal YouTube AR – RAZZAQ TV.

Sebelum lahir ke dunia ternyata manusia sudah mengadakan perjanjian dengan ALlah Ta’laa, kira-kira apa janjinya?

“Yang paling menarik begitu ruh ditiupkan itulah kemudian Allah mengambil perjanjian dengan setiap hamba, apa perjanjiannya ini yang paling kita soroti,” terang Ustaz Adi Hidayat.

“Semua yang namanya manusia anak cucu adam sampai kehidupan berakhir akan mengalami proses ini, apa proses yang dimaksudkan?,” tambahnya.

Kata Allah saya akan mengambil perjanjian dengan kalian pada saat ini.

Apakah kalian siap menjadikan saya sebagai Robb?

Lantas, mengapa Allah memilih kata Robb untuk menamakan diri-Nya, bukan nama-nama yang terdapat pada Asmaul Husna?

Inilah rahasia terbesarnya, kata Robb itu diambil dari satu sifat yang disebut dengan rububiyah.

“Tidak disebutkan dalam bahasa Arab sifat yang terkait dengan rububiyah kecuali mencakup semua jenis perhatian yang mungkin diberikan, misalnya ada yang sakit disembuhkan, ada yang susah dimudahkan, ada yang butuh diberikan,” jelas Ustaz Adi Hidayat.

“Jadi semua apa yang dibutuhkan dipenuhi, maka itu yang dinamakan sifat rububiyah, kalao sifatnya terbatas dengan batasan tertentu, bisa ngasih sekarang nanti belum tentu maka disebut murobbi,” imbuhnya.

Lantas, apa perjanjian yang terjadi antara Allah dan manusia sebelum lahir ke dunia?

“Jadi sejak kita dalam kandungan ibunda kita usia 4 bulan, ruh sudah masuk, Allah menyampaikan tawaran kepada kita untuk berkomitmen kepada Allah,” terangnya.

Kata Allah apakah kamu siap menjadikan saya Tuhan yang kamu sembah dan dengan itu saya akan penuhi semua kebutuhanmu, kalau kamu minta saya beri, kamu sakit saya sembuhkan, kamu butuh saya anugerahkan, kamu ingin saya persembahkan, kamu ingin rezeki saya tampilkan, kamu sakit saya sembuhkan, kamu salah saya maafkan, kamu dosa saya ampuni.

Maka kita katakan ya Allah siap tanpa pertimbangan lagi, kami yakin, kami akan sembah Engkau sebagai Tuhan dan ya Allah mohon nanti saat terlahir kabulkan setiap kebutuhan yang kami dapatkan, kalau kami butuh kami akan minta, kalau kami sakit kami akan mohon disembuhkan, kalau kami salah kami akan mohon dimaafkan, kalau kami berdosa kami mohon dampuni ya Allah.

“Itulah perjanjian kita, maka kita katakan syahidna yang artinya kami bersyahadat, untuk itulah Nabi mengatakan setiap yang terlahir itu sudah ada fitrah di dalam dirinya kecenderungan untuk mendekat kepada Allah Subhanahuwata’ala,” tutur Ustaz Adi Hidayat.

Oleh karena itu, Allah akan menetapkan kejadian-kejadian dalam setiap kehidupan manusia dengan tujuan agar meminta dan memohon hanya kepada-Nya yang setiap doa diawali dengan kata Robb.

“Maka secara otomatis kejadian-kejadian yang kita alami dalam hidup itu siapapun anda, demi Allah saya katakan apakah anda orang paling tinggi jabatannya, orang paling kaya atau orang paling apapun di muka bumi, maka selama hidup itu akan dipaksa melalui alur hidup kita mendapatkan sebuah kejadian untuk kita memanggil kepada Allah Subhanahuwata’ala,” tukasnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *