Hajinews.id – Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan. Penyakit ini menjadi penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia. Kanker sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala di awal, sehingga baru terdeteksi ketika sudah parah atau mencapai stadium lanjut.
Pengobatan untuk penyakit satu ini juga tergolong sulit. Penderita kanker harus melakukan sejumlah pemeriksaan hingga menjalani operasi, kemoterapi, radioterapi, transplantasi sumsum tulang belakang, dan masih banyak lagi.
Namun, dokter sekaligus pendakwah, dr Zaidul Akbar mengungkap hal mengejutkan. Menurut dia, mengobati kanker adalah hal yang sangat mudah. Bagaimana caranya?
“Sebenarnya ngobatin kanker gampang lho. Orang tuh kalo dikasih tahu kadang-kadang gak percaya,” ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di Instagram @yukbelajarjsr, Kamis 1 Juli 2021.
Dokter Zaidul menjelaskan, kanker merupakan proses alamiah dalam tubuh. Hal itu sebagai pertanda bahwa tubuh ingin diperhatikan lebih. Lalu, apa yang harus dilakukan?
“Sehingga jangan diserang dianya (kanker). Kemoterapi itu kan menyerang dia, marah dia, rontok semua sistem-sistem yang lain. Jadi, caranya gimana? Bikin dia kelaparan,” ungkap dia.
Lebih lanjut, penggagas buku Jurus Sehat Rasulullah itu mengungkapkan beberapa cara untuk membuat sel kanker kelaparan.
“Pertama, jangan kasih asupan nutrisi yang dia suka. Nutrisi yang paling dia suka apa? Gula pasir salah satunya. Yang kedua yang dia gak suka apa? Puasa. Dan produk kaya gini (kurma) dia gak suka,” terang dia.
Kemudian, Zaidul pun menceritakan tentang kisah Nabi Muhammad SAW yang pernah mengonsumsi air putih dan kurma saja. Dan rupanya, menurut Zaidul, ini menjadi detoks terbaik untuk mengobati kanker.
“Rasul itu dalam satu bulan pernah hanya minum air putih sama kurma saja. Kalau saya memandang ini sebagai konsep kesehatan, maka ini adalah proses detoks yang paling baik untuk orang-orang yang kena kanker,” pungkas dia.
“Ketika orang kena kanker makan kurma, kurma ini alkali dan dia punya zat besi,” tutur dr. Zaidul Akbar.
Sumber : viva
