Ivermectin Obat Cacing, Rasa Covid-19

Ivermectin Obat Cacing, Rasa Covid-19
Ivermectin Obat Cacing, Rasa Covid-19. Foto/dok ist

Dirangkum oleh National Institutes of Health, beberapa studi menunjukkan keterbatasan pada beberapa penelitian yang dilakukan, mulai dari ukuran sampel yang kecil dan masalah dalam desain penelitian. Oleh karena itu, bersama European Medicine Agency, keduanya menyatakan bahwa saat ini tidak ada cukup bukti untuk mendukung penggunaan ivermectin dalam pengobatan Covid-19.

Indonesia baru akan melakukan persiapan uji klinis (in vivo) di 8 Rumah Sakit yang dilaksanakan oleh Balitbangkes dan BPOM. .

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Respon masyarakat

Sampai saat ini, di apotik tempat saya berpraktek, banyak pasien yang bertanya tentang Ivermectin sebagai obat Covid-19. Mereka semua yang datang bukan ada keluhan cacingan. Tapi saya tidak berkompeten menjelaskan penggunaannya sebagai obat Covid-19. Biarlah Menteri BUMN yang menjelaskannya.

Saya harus menjelaskan, dan penjelasan saya secara professional mengatakan, Ivermectin saat ini efek terapinya untuk mengatasi beberapa jenis kecacingan antara lain:

  1. Strongiloidiasis (adalah infeksi yang terjadi pada tubuh akibat cacing gelang jenis Strongyloides stercoralis. Cacing ini dapat hidup sebagai parasit pada tubuh manusia dan mengambil nutrisi yang diperoleh manusia melalui makanan;
  2. Onchocerchiasis (dikenal sebagai kebutaan sungai atau Penyakit Robles, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit Onchocerca volvulus. Gejalanya antara lain gatal-gatal parah, benjolan di bawah kulit, dan kebutaan.)
  3. Cutaneous Larva Migrans (adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh larva cacing. Infeksi ini ditandai dengan tonjolan kemerahan di kulit yang berkelok-kelok seperti ular).
  4. Scabies atau kudis (penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi tungau Sarcoptes scabiei. Tungau tersebut bereproduksi pada permukaan kulit, lalu masuk ke dalam kulit untuk bertelur, sehingga menyebabkan rasa gatal)
  5. Ascariasis ( infeksi usus kecil yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides (nematoda atau cacing gelang terbesar).
  6. Filariasis (kaki gajah adalah pembengkakan tungkai akibat infeksi cacing jenis filaria. Cacing ini menyerang pembuluh getah bening dan ditularkan melalui gigitan nyamuk).

Secara sederhana saya katakan Ivermectin itu untuk mereka yang kudisan, ada cacing di usus yang menyebabkan infeksi, dan kaki gajah. Dan harus dengn resep dokter dan dibawah pengawasan dokter untuk kelanjutan penggunaannya. Misalnya dilakukan pemeriksaan laboratorium apakah fecesnya masih ada cacingnya.

Dosis terapi yang diberikan dokter tidaklah sama untuk berbagai jenis cacingan tersebut. Juga diikuti dengan kombinasi obat lain, agar efek terapinya menjadi optimal, atau mengurangi efek samping lain yang timbul. Dan tetap dibawah pengawasan dokter dalam pemakaiannya.

dr. Budhy Antariksa Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Ivermectin Balitbangkes, menyatakan sedang dalam persiapan melakukan penelitian uji klinis. Mudah-mudahan hasil uji klinis yang dilakukan Litbangkes yang katanya baru bisa dilihat hasilnya 4 bulan mendatang, benar-benar dapat menghambat protein yang membawa virus corona ke dalam inti tubuh manusia. Karena virus tidak dapat masuk ke dalam inti sel, virus tidak akan dapat mereplikasi (memperbanyak diri).

Jika uji klinis itu berhasil, merupakan sumbangan terbesar dalam upaya mempercepat mengakhiri pandemic Covid-19 yang di Indonesia sudah masuk gelombang kedua dengan varian Delta. Jika tidak berhasil, tidak perlu kecewa, tetapi kurangi saja model komunikasi yang PHP.

Cibubur, 1 Juli 2021

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *