Siap-siap, Epidemiolog UGM: Masyarakat Mungkin Harus Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Jakarta, Hajinews — Epidemiolog dari Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Riris Andono Ahmad, mengatakan ada kemungkinan masyarakat harus hidup bersama virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

“Kemungkinan besar kita akan terus hidup dengan virus SARS-CoV-2 itu ke depan, dan kemungkinan besar bisa terjadi,” kata Riris dalam diskusi Perspektif Indonesia, dilansir Tempo.co, Sabtu, 3 Juli 2021.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Riris mencontohkan, flu Spanyol yang disebabkan oleh virus H1N1 masih berulang dan ada sampai sekarang. Pada 2009, virus tersebut sempat menjadi pandemi namun tidak sebesar saat ini. Hal serupa, kata Riris, bisa terjadi dengan Covid-19.

Riris menjelaskan, ada kemungkinan virus Corona tetap bersirkulasi menjadi virus flu musiman. Namun, kata dia, dari waktu ke waktu bisa bermutasi menjadi varian yang lebih cepat menyebar atau menjadi lebih ganas. “Dan itu akan menyebabkan outbid tidak terlalu besar, bisa jadi cukup besar. Itu sebuah kepastian tinggal kapannya saja kita mungkin tidak tahu,” katanya.

Menurut Riris, sebagian besar penduduk di dunia saat ini belum memiliki imunitas untuk virus SARS-CoV-2. Ia mengibaratkan seperti tumpukan jerami kering yang siap terbakar. Sebab, begitu ada satu kasus positif di populasi, maka virus akan dengan cepat menyebar.

Agar jerami tersebut tidak mudah terbakar, maka sebagian bisa disirami. Analogi tersebut ia kaitkan dengan vaksinasi. Namun, vaksinasi sendiri butuh waktu cukup lama agar mencapai herd immunity. “Karena herd immunity tidak hanya bisa dilakukan untuk 1 negara saja agar pandemi bisa berhenti,” kata epidemiolog UGM ini. Sehingga, Riris memperkirakan adanya vaksinasi berulang agar virus corona berubah menjadi sesuatu yang lebih jinak.(dbs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *