Mengajak Masyarakat Patuhi Pemerintah, UAH: Yang Penting Jangan Ada Bahasa ‘Tutup Masjid’, Aneh itu

Mengajak Masyarakat Patuhi Pemerintah, UAH: Yang Penting Jangan Ada Bahasa ‘Tutup Masjid’
Mengajak Masyarakat Patuhi Pemerintah, UAH: Yang Penting Jangan Ada Bahasa ‘Tutup Masjid’. Foto/dok ist
Hajinews.id UAH alias Ustadz Adi Hidayat mengajak masyarakat Indonesia untuk mematuhi aturan Pemerintah terkait Covid-19.

Adapun hal tersebut ia sampaikan dalam sebuah tayangan di kanal YouTube Ustadz Adi Hidayat.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Di sana, UAH tampak menyinggung sikap Muslim yang tepat dalam menyikapi adanya pelarangan ibadah di masjid dalam area zona merah.

Menurutnya, seorang Muslim harus patuh mendengar arahan Pemerintah apabila sudah ada larangan di tempat yang disebut berbahaya.

Oleh karena itu, bagi Ustadz Adi Hidayat, Muslim tidaklah perlu memaksakan diri untuk ibadah ke masjid.

Ia lantas menyebutkan hadis yang berkaitan dibenarkannya salat di rumah jikalau suatu keadaan memang tak memungkinkan bagi Muslim untuk beribadah di masjid.

“Dalam hadis riwayat (HR) Abu Hurairah, disebutkan jika seorang hamba sakit atau dalam perjalanan atau dalam keadaan tertentu yang tidak memungkinkan menunaikan amalan pada kondisi tertentu, maka dia akan dapat pahala yang sama dalam melakukan amalan walaupun tidak seperti mulanya,” ungkapnya,

Walaupun demikian, UAH tetap meminta masyarakat agar jangan pernah membiarkan masjid benar-benar kosong.

Sebab, menurutnya, tetap perlu ada beberapa orang yang bertugas untuk memakmurkan masjid di tengah kondisi Covid-19 yang mengganas ini.

Misalnya, seperti muazin yang bertugas menyerukan azan dan beberapa orang untuk melakukan salat di masjid.

Selebihnya, bagi masyarakat yang berada di zona merah, UAH meminta mereka untuk menahan diri dan beribadah di rumah saja.

Dengan syarat bahwasanya jangan sampai ada istilah soal ‘tutup’ masjid karena menurut UAH, itu merupakan hal yang aneh.

“Yang penting jangan ada bahasa tutup masjid, aneh itu. Sekarang kan banyak ahli fatwa dadakan. Yang pasti tidak menutup, namun mengalihkan salat di rumah,” ujarnya.

“Pahalanya sama, kok. Sementara yang masuk di zona hijau, kompleknya terisolasi, silakan salat jemaah di masjid,” tandas Ustadz Adi Hidayat.

Sumber: makassar

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *