99,5 Persen Nakes Malaysia Kebal COVID-19 Usai Divaksin, Kenapa Beda dengan Nakes Indonesia?

Staf kesehatan membawa seorang pasien ke dalam rumah sakit Jinyintan, China. Hingga Jumat (24/1/2020) siang waktu setempat, 26 orang di China meninggal akibat virus corona.
banner 400x400

Jakarta, Hajinews.id Tenaga Kesehatan (nakes) Malaysia kebal usai divaksin COVID-19. Paling tidak, 99,5 persen nakes Malaysia tak lagi terpapar virus corona usai mendapat vaksin. Mengapa hal tersebut berbeda dengan nakes Indonesia?

Seorang guru besar farmasi Prof Bimo A Tedjo mengungkap fakta-fakta untuk menjelaskan kodisi tersebut.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Bimo A Tedjo adalah WN Indonesia yang menjadi Associate Professor Biotechnology, Department of Biochemistry, Faculty of Biotechnology and Biomolecular Sciences, Universiti Putra Malaysia.

Dilansir dari Wartakotalive.com, nama Bimo A Tedjo termasuk pakar farmasi yang sering disebut-sebut oleh dr Tirta dan dr RA Adaninggar SpPD yang gencar melawan hoax yang disebarkan oleh Lois Owen yang mengaku seorang dokter.

Dalam postingan Prof Bimo A Tedjo di akun instagramnya terungkap bahwa 99,5 % Nakes Malaysia kebal Covid-19 setelah divaksin.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Malaysia pada 8 Juli 2021, di Malaysia ada 438.000 nakes yang telah divaksin. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.341 nakes atau 0,5 % terpapar Virus Corona. Para nakes yang kena Covid-19 itu dengan rincian 778 tanpa gejala, 1.559 gejala ringan, 4 gejala sedang, dan 0 gejala berat.

Prof Bimo A Tedjo mengungkap fakta bahwa para nakes Malaysia itu ternyata telah mendapat dua dosis vaksin Pfizer.

“Vaksin Moderna dan Pfizer merupakan vaksin jenis mRNA yang memiliki efektivitas setara,” ujar Prof Bimo.

2 Kali Vaksin Sinovac + Booster Vaksin Moderna

Seperti diketahui, para Nakes Indonesia juga telah divaksin dua kali. Tetapi, vaksin yang digunakan di Indonesia adalah vaksin Sinovac dari China.

Tingkat efikasi vaksin Sinovac berdasarkan penjelasan Badan Pengawasan Obat dan Makanan hanya sekitar 65 persen. Sementara tingkat efikasi vaksin Pfizer dan Moderna sekitar 95 persen.

Sampai Sabtu (10/7/2021), sebanyak 1.570.936 tenaga kesehatan sudah divaksinasi dosis pertama dan 1.427.454 telah disuntik dosis kedua.

Pemerintah telah mengimpor vaksin Moderna yang antara lain akan digunakan untuk booster para nakes atau vaksin dosis ketiga.

“Tenaga kesehatan mengalami tekanan yang luar biasa terutama di gelombang kedua dari penularan pandemi ini, sehingga kami ingin memastikan mereka terlindungi secara maksimal,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip Wartakotalive.com dari kemenkes.go.id.

Dalam seminggu pertama bulan Juli ini, sudah 35 nakes di Indonesia yang gugur karena covid-19. Ditambah ribuan yang terpapar sehingga harus isoman atau dirawat.

Sementara di Malaysia, kata Prof Bimo, yang setengah juta nakesnya mendapat vaksin Pfizer hanya mencatat 0.5% yang terkena covid, dimana mayoritas OTG dan bergejala ringan. Hanya 4 orang yang bergejala sedang dan tidak ada yang bergejala berat.

“Semoga vaksin Moderna yang efektivitasnya setara vaksin Pfizer bisa menjadi perisai tambahan untuk nakes kita,” kata Bimo.

Thailand Campur Vaksin Sinovac dengan AstraZeneca

Thailand akan mencampur vaksin Sinovac dengan AstraZeneca karena banyak tenaga kesehatan yang masih terpapar Covid-19. Kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan perlindungan kepada para pekerja garis depan penanganan corona di negara itu.

Dilansir BBC, Thailand mengubah kebijakan vaksinasi setelah ratusan tenaga medis terinfeksi virus corona baru padahal sudah mendapat dua dosis vaksin Sinovac.

Kini petugas medis yang telah disuntik dosis pertama Sinovac, akan dilanjutkan dengan dosis kedua vaksin AstraZeneca. Lalu untuk mereka yang sudah dua kali disuntik Sinovac, akan mendapat vaksin ketiga untuk booster namun dari jenis yang berbeda. Adapun vaksin ketiga itu bisa dari AstraZeneca atau vaksin mRNA seperti Pfizer/BioNTech.

Dosis ketiga ini akan diberikan tiga sampai empat minggu setelah suntikan Sinovac kedua mereka, kata Komite Penyakit Menular Nasional Thailand pada Senin (12/7/2021).

Saat ini satu-satunya stok vaksin yang masih ada di negara ini adalah AstraZeneca. Namun bantuan vaksin Pfizer dari Amerika Serikat juga akan segera tiba. (dbs).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *