UAH Menjelaskan Alasan Dilarang Memotong Kuku dan Rambut Sebelum Berqurban

UAH Menjelaskan Alasan Dilarang Memotong Kuku dan Rambut Sebelum Berqurban
UAH Menjelaskan Alasan Dilarang Memotong Kuku dan Rambut Sebelum Berqurban. Foto/dok ist
banner 400x400
Hajinews.id Ustadz Adi Hidayat menjelaskan alasan adanya larangan memotong kuku dan rambut sebelum qurban saat Idul Adha.

Menurut Ustadz Adi Hidayat alasan dari adanya larangan memotong kuku dan rambut sebelum berqurban saat Idul Adha itu belum banyak diketahui orang.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ternyata ada alasan mulia dibalik larangan memotong kuku dan rambut bagi yang ingin berqurban di Idul Adha menurut Ustadz Adi Hidayat.

Dilansir dari unggahan video di kanal YouTube Audio Dakwah memberikan penjelasan mengenai adanya larangan tersebut.

Sebelum menjelaskan alasan larangan tersebut, Ustadz Adi Hidayat meluruskan pemahaman yang salah di masyarakat.

Menurutnya, selama ini banyak yang salah paham mengenai laranagn memotong kuku dan rambut tersebut.

Banyak orang beranggapan, bahwa larangan tersebut diperuntukkan untuk hewan qurban yang akan disembelih.

Hal itu lantaran banyaknya buku hadist yang beredar di masyarakat salah dalam menerjemahkannya dari Bahasa Arab.

Setelah itu, sosok yang akrab disapa UAH itu menjelaskan mengapa ada sunnah tentang larangan memotong kuku dan rambut bagi yang berqurban .

Menurutnya, kuku dan rambut merupakan simbol dan saksi dari dosa-dosa manusia selama hidupnya.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa selama ini rambut dan kuku menjadi jejak dari banyaknya dosa yang dilakukan manusia.

Sehingga, kuku dan kuku tidak boleh dipotong agar Allah SWT berkenan mengampuni semua dosa yang berjejak pada rambut dan kuku tersebut.

“Pertanyaannya kenapa tidak dipotong (kukunya) dan dicukur (rambutnya) itu supaya Allah berkenan mengampuni semua (dosa yang ada pada) jejak tubuh kita dari ujung kepala hingga ujung kaki, sebelum dipisahkan dari tubuh kita,” katanya.

Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan, bahwa selama ini banyak dosa yang diperbuat dengan mengikutsertakan kuku dan rambut tersebut.

Untuk itu, menurutnya dikhawatirkan benda yang menjadi jejak dosa tersebut terlepas dari tubuh sebelum Allah mengampuninya.

Ustadz berjenggot tersebut juga mencontohkan salah satu dosa yang menjadikan kuku sebagai jejaknya.

“Bukankah tangan yang menulis status tidak jelas itu ada kuku di dalamnya,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Sumber: portaljember

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *