Covid-19 Masih Ada hingga 10 Tahun Kedepan, Menkes Ungkap Pemerintah Siapkan 4 Strategi

Menkes Budi Gunadi Sadikin (foto: detik)
banner 400x400

Jakarta, Hajinews – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa masyarakat akan hidup berdampingan dengan Covid-19 dalam waktu yang sangat lama. Namun, virus Covid-19 akan berubah dari pandemi menjadi epidemi dalam beberapa tahun ke depan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penyebaran virus Covid-19 akan terjadi dalam 5 hingga 10 tahun ke depan di berbagai wilayah. Sehingga, yang menjadi fokus pemerintah adalah mengendalikan pandemi Covid-19 menjadi epidemi.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Kita mesti hidup dengan mereka bisa 5 tahun bisa 10 atau bisa lebih lama dari itu. Jadi fokus kita adalah tidak langsung menghapus pandemi ini tapi bagaimana kita bisa mengendalikan pandemi ini,” ujarnya dalam konferensi pers Nota Keuangan, Senin (16/8).

Budi memaparkan, terdapat empat strategi pemerintah dalam upaya mengendalikan pandemi. Pertama, disiplin protokol kesehatan seperti penggunaan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak yang diubah menjadi gaya hidup sehari-hari. Hal tersebut dapat mencegah penularan.

“Kalau kita 3M akan mengurangi laju penularan,” ucapnya.

Kedua, dengan meningkatkan tes epidemiologi versus tes screening sehingga dapat mendeteksi virus dengan lebih cepat. Kemudian, meningkatkan rasio lacak kontak erat dengan memobilisasi Bhabinsa atau Bhabinkamtibmas.

Ketiga, dengan penerapan Surveilans Genomik di daerah-daerah berpotensi lonjakan kasus. Hal itu untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. “Minimal 15 setiap orang kasus konfirmasi, sehingga tau yang tertular, jadi bisa isolasi mereka dan mengurangi laju penularan,” jelasnya.

Terakhir, yang paling penting untuk mengakhiri pandemi adalah peran vaksinasi yang akan terus ditingkatkan. Pihaknya menyebut saat ini percepatan vaksinasi terus diupayakan seiring dengan stok dosis vaksin yang mampu memenuhi 280 juta masyarakat Indonesia.

“Tahap awal kita terima 90 juta dosis, Agustus ada 70 juta dosis, dan September bisa 80 juta dosis, sehingga kegiatan vaksinasi kita akan lebih tinggi lebih berat dibandingkan dengan 7 bulan pertama,” ungkapnya.

Disisi lain, strategi terakhir yang akan dilakukan oleh pemerintah adalah strategi defensif dengan mempersiapkan kapasitas rumah sakit. Pihaknya menargetkan akan mengonversi tempat tidur sebanyak 30-40 persen dari total kapasitas RS dan pemenuhan suplai untuk penanganan Covid-19.

Hal tersebut, lanjutnya, juga diiringi dengan kesiapan tenaga cadangan, seperti dokter magang, koas, dan mahasiswa tingkat akhir. Kemudian, pengetatan masuk RS dengan aturan saturasi dibawah 95 persen sesak napas.(dbs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *