Bandung, Hajinews.id – Sebanyak 157 orang menjadi mualaf atau masuk Islam di Masjid Lautze Dua Bandung yang berada di Jalan Tamblong sejak 2017 sampai dengan 2021.
Pada Minggu (5/9/2021), seorang warga berikrar masuk Islam dengan disaksikan jemaah Masjid Lautze Dua.
Mualaf itu bernama Salmon (39) warga Bandung.
Sebelum melafalkan ikrar syahadat, Salmon terlebih dahulu menjawab pertanyaan yang diutarakan oleh Ustaz Hernawan Mahfuz, Ketua Dewan Pembina Masjid Lautze Dua Bandung.
Ustaz Hernawan menyebut dia menyampaikan dua pertanyaan, yakni alasan menjadi mualaf dan putusannya itu ada paksaan atau tidak.
“Kami bertanya alasan ingin menjadi muslim atau muslimah kepada mereka agar jelas visi hidupnya, dan kami tanyakan juga apakah ada paksaan dari putusannya itu,” katanya di lokasi.
Ustaz Hernawan menegaskan Salmon masuk Islam lantaran dorongan hatinya yang ingin memeluk agama Islam.
Dia juga menuturkan banyak kisah mualaf yang masuk Islam di Masjid Lautze Dua, seperti hidupnya tak tenang sehingga dia ingin masuk Islam.
“Mualaf yang ikrar syahadat di sini pada 2017 sebanyak 28 orang, 2018 ada 32 orang, 2019 ada 48 orang, 2020 ada 31 orang, dan 2021 ada 18 orang.”
“Pada 2021 ini sedikit karena pandemi.”
“Biasanya kami setiap Jumat dan Sabtu ada yang ingin ikrar syahadat,” katanya.
Sebelum melakukan ikrar syhadat, calon mualaf itu, lanjutnya, mengikuti pertemuan empat kali untuk menjalani pembinaan mendapatkan materi-materi tentang keislaman, agar mereka tak mengenal Islam sedikit saja.
“Kami juga selalu pesankan kepada para mualaf agar istiqamah dan konsisten dalam beragama Islam.”
“Setelah ikrar, dia akan ikuti pembinaan setiap Minggu mulai perbaikan tata cara beribadah, seperti wudu, salat, puasa, zakat, dan haji.”
“Mereka juga kami ajari membaca Alquran dengan diawali memperkenalkan huruf hijaiyah kepada mereka yang baru mengenal Islam.”
“Pada masa pandemi ini kami biasanya lakukan tadabur Quran lewat daring dan offline,” katanya.
Ketika ditanyakan mayoritas mualaf yang memeluk Islam di Masjid Lautze Dua Bandung, Ustaz Hernawan mengaku seimbang antara jumlah lelaki dan perempuannya dengan latarbelakang yang beragam, seperti wiraswasta, kuliah, dan bekerja..
