Al-Quran Sebagai Imam

Al-Quran Sebagai Imam
Al-Quran Sebagai Imam

Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Pada mulanya Al-Quran itu memang hanya dipahami sebagai bacaan, sesuai arti kata dari القران itu sendiri sebagai “bacaan”. Namun perhatikanlah huruf Alif dan huruf Nun diakhiri kata ini, yang ketika dibaca berbunyi “an”. Alif itu adalah simbol Qiyamuhu bi nafsihi “yang berdiri sendiri, secara mandiri, tanpa memerlukan pertolongan dari siapapun”. Dan “nun” adalah simbol dari “manusia”, salah satu dari tiga huruf kehadiran insaniah. Dua huruf lainnya adalah huruf ص (Shad) dan huruf ض (dad)

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Sehingga Al-Quran menjadi bacaan yang sempurna, setelah dikumpulkan oleh Allah di dalam dada Nabi Muhammad SAW sebagaimana firman-Nya:

اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰنَهٗۚ

inna ‘alainā jam‘ahū wa qur’ānah

Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. (Q.S Al-Qiyamah [75] : 17)

Di awal kata Al-Quran, terdapat suku kata “Al” terdiri atas huruf Alif Mutlak (Yang Qiyamuhu bi nafsihi), mensukun Alif mitsal (yang Nuzul ) di dalam huruf lam (ل) terlihat pada huruf “a”, namun hanya nampak jika di ucapkan. Karena huruf Alif mitsal termasuk yang disukun saat huruf lam disukun, maka ia menjadi “fana”, sehingga perannya diambil langsung oleh Alif Mutlak. Sehingga kegiatan “mengumpulkan” ke dalam dada Nabi Muhammad SAW itu, adalah perbuatan-Nya secara langsung.

Dan inilah yang dimaksud dalam firman-Nya:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى

wa mā yanṭiqu ‘anil-hawā

“dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. (Q.S An-Najm [53] : 3)

اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰىۙ

in huwa illā waḥyuy yūḥā

“Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),” (Q.S An-Najm [53] : 4)

Namun ayat ini (Al-Qiyamah:17) diawali dengan kata “kami” yang berarti ada pelaku lain dengan aktifitas yang berbeda, yakni “membacakannya”. Dan peran inilah yang dilakukan oleh Jibril alaihissalam, disampaikan pada firman-Nya:

عَلَّمَهٗ شَدِيْدُ الْقُوٰىۙ

‘allamahū syadīdul-quwā

“yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat” (Q.S An-Najm [53] : 5)

Sehingga ayat 17 pada surah Al-Qiyamah (75) diatas berarti Allah bersama Jibril alaihissalam, yang memberikan pengajaran membaca kepada Nabi Muhammad SAW, dimana peran Allah adalah mewahyukan (baca mengumpulkan) Al-Quran itu ke dalam dada Nabi Muhammad SAW, lalu Jibril yang berperan mengajarinya membaca.

Maka sesuai firman-Nya:

فَاِذَا قَرَأْنٰهُ فَاتَّبِعْ قُرْاٰنَهٗۚ

fa iżā qara’nāhu fattabi‘ qur’ānah

Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (Q.S Al-Qiyamah [75] : 18)

Demikianlah kenapa Al-quran itu menjadi Imam, bagi orang-orang yang beriman.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan-Nya kepada kita semua.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *