Sulit Khusyuk Saat Mendirikan Sholat, Coba Hindari 5 Hal Ini!

banner 400x400

 

Jakarta, Hajinews.id – Sebagai umat Islam, Allah mewajibkan umat-Nya untuk melakukan shalat sebanyak lima waktu dalam sehari. Sanking tingginya kedudukan shalat, ia bahkan disebut sebagai tiang agama.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi).

Shalat adalah salah satu bentuk penghambaan kita pada Sang Maha Kuasa, Allah Ta’ala. Maka ada baiknya saat shalat, kita bisa berada dalam keadaan khusyuk dan terhindar dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi shalat.

Untuk membantunya, berikut 5 hal yang bisa anda hindari agar shalat menjadi lebih khusyuk, dikutip dari buku 400 Kebiasaan Keliru dalam Hidup Muslim karya Abdillah Firmanzah Hasan.

1. Menahan hadas

Kamu mungkin pernah merasakan betapa tak nyamannya menahan buang air kecil atau buang air besar, rasanya sulit untuk berkonsentrasi pada saat itu. Terlebih saat akan melakukan shalat.

Oleh karena itu, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menganjurkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sebelum memulai shalat agar shalat menjadi khusyuk.

“Tidak ada shalat jika makanan telah dihidangkan dan tidak pula dalam keadaan menahan dua hal yang buruk (maksudnya kencing dan buang air besar).” (HR. Muslim).

Tapi jika dirasa mendesak, maka tak dilarang apabila shalat sambil menahannya.

Sebagaimana Imam Nawawi juga membahas hal ini, “Menahan kencing dan buang air besar (termasuk pula kentut) mengakibatkan hati seseorang tidak konsen di dalam shalat dan khusyuknya jadi tidak sempurna. Menahan buang hajat seperti itu dihukumi makruh menurut mayoritas ulama Syafi’iyah dan juga ulam lainnya. Namun bila waktu sempit untuk shalat, misalnya jika makan atau bersuci bisa keluar dari waktu shalat, maka (walau dalam keadaan menahan kencing) tetap shalat di waktunya dan tidak boleh ditunda.”

2. Shalat saat makanan telah dihidangkan

Shalat hendaknya dilakukan dalam kondisi tenang dan jauh dari hal-hal yang mengganggu kekhusyukan. Seperti rasa lapar ataupun haus. Kita mungkin sering dilemma saat lapar melanda, namun adzan telah berkumandang, maka mana yang harus didahulukan?

Dalam hal ini, Rasulullah bahn menganjurkan untuk makan terlebih dahulu meskipun shalat hampir dilaksanakan. Sebagaimana hadist berikut,

“Jika shalat hampir ditegakkan (iqamah sudah dikumandangkan) sedangkan makan malam telah dihidangkan, maka dahulukanlah makan malam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kalangan ulama memandnag hadist tersebut tak mutlak harus dilakukan, kecuali memang saat dalam kondisi perut yang sangat lapar. Jika tidak dalam kondisi lapar, maka hendaknya mendahulukan shalat.

3. Shalat dalam keadaan mengantuk

“Jika shalat seorang di antara kalian mengantuk ketika shalat, hendaklah ia tidur terlebih dahulu hingga hilang kantuknya. Jika kalian tetap shalat, sedangkan dalam keadaan mengantuk, kalian tidak tahu kalau mencela diri sendiri, padahal kalian ingin mungkin meminta ampun.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Menurut Imam Nawawi, “Hadis ini mengandung beberapa faedah. Di antaranya, dorongan agar khusyuk dalam shalat dan hendaknya tetap terus semangat dalam melakukan ibadah. Hendaklah yang mengantuk untuk tidur terlebih dahulu agar kantuknya hilang. Kalau dilihat ini berlaku umum untuk shalat wajib maupun shalt sunah, baik shalat tersebut dilakukan di malam maupun siang hari.”

4. Sibuk bicara saat hendak memulai shalat

Saat shalat hakikatnya kita akan berhadapan dengan Allah. Imam Ali, ketika selesai wudhu, wajah beliau pucat karena beliau akan menghadap Rabbul’alamin. Oleh karena itu, kita hendaknya menghindari banyak obrolan yang tak bermanfaat dan tahu diri bahwa akan bertemu dengan Allah yang Maha pemilik alam semesta.

5. Berpakaian kurang sopan

Ketika hendak menghadap Allah, hendaknya kita bisa memilih pakaian yang sopan dan juga pakaian yang terbaik.

Rasulullah pernah shalat memakai baju bergambar. Lalu beliau bersabda, “Gambar yang ada di baju ini menggangguku ketika sedang shalat, karena itu berikanlah baju ini kepada Abu Jahm dan bawakan untukku baju yang polos.” (HR. Muslim).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *