Prof Haedar Nashir: Stop Fanatisme Golongan, Jangan Sampai RI Kayak Soviet

Stop Fanatisme Golongan
Prof Haedar Nashir: Stop Fanatisme Golongan, Jangan Sampai RI Kayak Soviet
banner 400x400
Hajinews.id Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengingatkan seluruh lapisan masyarakat, agar senantiasa mengutamakan persatuan. Serta tidak merasa lebih baik dibanding golongan lain.

Ia tidak ingin, Indonesia sebagai negara yang penuh dengan perbedaan, mengikuti nasib Uni Soviet yang runtuh terbagi menjadi 15 negara bagian. Karena masing-masing golongan mengedepankan sikap fanatisme dan egosentrisme.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Maka penting bagi para elit negeri dan para warga bangsa untuk terus muhasabah, koreksi diri dan selalu rendah hati. Agar kita selalu bertanya, apa yang sudah kita berikan secara maksimal untuk memajukan negeri ini, untuk memajukan bangsa ini. Untuk memberi peran rahmatan lil alamin bagi semesta,” kata Haedar dalam forum pengukuhan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Palu, Rabu (27/10).

Sebagai Negara Pancasila Darul Ahdi Wa Syahadah, Indonesia dibangun di atas kebersamaan semua pihak yang saling berbeda latar belakang identitas.

“Indonesia adalah milik bersama yang kita bangun, kita perjuangkan dan kita majukan bersama. Insya Allah, dalam spirit kebersamaan itu, kita akan menjadi maju,” tutur Haedar.

Sebaliknya, sekali ada benih pecah-belah karena satu dan sekian banyak warga dan elit bangsa merasa paling memiliki Indonesia, lupa bahwa Indonesia hadir untuk semua.

“Kita belajar dari fakta, ada negara besar yang terpecah menjadi 15 bagian. Kita tidak ingin, Indonesia mengalami hal yang sama. Karena di antara tubuh bangsa kita, ada yang merasa bisa membangun bangsa kita ini sendirian,” papar Haedar.

Insya Allah, katanya, Muhammadiyah tidak pernah menjadi komponen yang merasa bisa membangun bangsa ini sendirian.

Muhammadiyah selalu bersama komponen bangsa yang lain, Muhammadiyah selalu bersama pemerintah dan negara tercinta ini untuk Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa dalam spirit Islam baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur. [rm]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *