Buya Yahya: Inilah Contoh Durhaka Halus kepada Orang Tua yang Tidak Disadari, Hati-hati Ini Urusan Orang Tua

Inilah Contoh Durhaka Halus kepada Orang Tua yang Tidak Disadari
Buya Yahya Menjelaskan Tentang Contoh Durhaka Halus kepada Orang Tua yang Tidak Disadari
banner 400x400
Hajinews.id – Begini contoh anak yang durhaka halus kepada orang tua dijelaskan oleh Buya Yahya.

Durhaka kepada orang tua adalah salah satu perbuatan dosa besar, terutama terhadap ibu yang sudah mengandung dan melahirkan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ibu adalah wakil Allah di dunia, jika anak menyakiti hati ibunya, maka sama saja dengan mengingkari perintah Allah.

Ada pepatah bahwa surga di telapak kaki ibu, yang berarti surga seorang anak berada dalam ridho seorang Ibu.

Durhaka sering diartikan berkata kasar, tidak menuruti perintah, hingga membuat sakit hati orang tua.

Namun ternyata ada durhaka yang sangat halus hingga terkadang tidak terlihat. Meski sangat halus dan tidak disadari, yang namanya durhaka tetaplah durhaka.

Berikut contoh-contoh durhaka yang sangat halus menurut Buya Yahya, dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah 1 Oktober 2021.

Contoh 1:

Ibu sedang sakit, kadang-kadang anaknya mau mengunjungi ibu yang sakit saja dilihat-lihat dulu, ada yang sudah datang mengunjungi ibu atau belum. Dia tidak mau datang pertama karena obat belum dibeli.

Jadi menghindar dari menolong orang tua itu termasuk durhaka yang halus.

Contoh 2:

Ada seorang ibu sakit, dirawat di rumah sakit. Anaknya ada 5 orang, sudah kaya dan mandiri. Semua anak-anaknya sangat perhatian, mereka sepakat merawat ibunya bersama di rumah sakit.

Ketika keadaan ibu sudah membaik, salah satu anak datang ke dokter menanyakan kapan ibunya bisa pulang, dan biaya rumah sakit.

Karena ibunya sudah boleh dibawa pulang, kakak tertua memutuskan agar satu orang adiknya pulang dulu untuk membersihkan rumah ibunya dan menyiapkan semuanya di rumah, karena sudah lama ditinggal pasti kotor.

Kemudian anak yang tadi menanyakan biaya rumah sakit itu mengajukan diri pulang dulu untuk membersihkan rumah ibunya.

Di rumah ibunya, anak tersebut membersihkan rumah dan mematikan HP. Selesai bersih-bersih, ia menunggu ibu dan saudara-saudaranya tidak kunjung datang juga.

Lalu ia baru ingat bahwa HPnya dimatikan, kemudian segera menyalakan HP. Dan ternyata sudah sangat banyak pesan masuk dari saudara-saudaranya.

Ia kaget dan takut ada kabar buruk hingga gemetar. Tak lama kemudian, ada mobil ambulan datang.

Ia semakin takut jika ibunya meninggal. Saudara-saudaranya satu persatu turun dari mobil ambulan. Kemudian yang terakhir ternyata ibunya juga turun dari mobil dalam keadaan sehat.

Anak itu langsung lari dan memeluk ibunya. Ternyata saudara-saudaranya memilih menggunakan ambulans agar muat dipakai bersama.

Allah Maha Tahu, sebenarnya anak tersebut dalam hatinya sengaja mengajukan diri untuk membersihkan rumah dan mematikan HP karena tau biaya rumah sakit sangat besar. Ia tidak mau dimintai sumbangan.

Sengaja menghindar dari dimintai sumbangan adalah durhaka halus kepada orang tua. Meski dalam keadaan fakir pun, seorang anak punya kewajiban membantu orang tuanya.

Contoh 3:

durhaka halus selanjutnya adalah ketika ibu akan menginap di salah satu rumah anaknya. Kemudian karena merasa rumahnya kecil, anak tersebut menghubungi saudaranya yang rumahnya lebih besar.

Dan ‘melemparkan’ ibunya kepada saudaranya itu, dengan alasan rumahnya sempit dan tidak cukup kamar.

Itu juga termasuk durhaka halus. Saling melemparkan ibunya dan tidak senang didatangi ibunya. Padahal seorang ibu hanya ingin duduk bersama dan berkumpul dengan anaknya.

“Kalau anda punya bakti kepada orang tua, jika ibundamu ingin datang ke tempatmu, berbanggalah. Dan untuk mengukur anda punya bakti atau tidak, lihat kesenanganmu,” ucap Buya Yahya.

“Mungkin rumahmu sangat kecil. Akan tetapi anda akan berkata ‘Untuk ibu akan aku beri kamar yang terbesar, biarpun rumah saya kecil’” lanjut Buya Yahya.

“Ini urusan orang tua, hati-hati. Jangan diam-diam kita punya durhaka kepada orang tua. Takut membayar resep ibu, sementara ibunda kalau kita sakit, akan menghabiskan semuanya untuk kita,” tutup Buya Yahya. [jember]

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *