Yang Dipilihkan Allah Yang Terbaik

Yang Dipilihkan Allah Yang Terbaik
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 400x400

Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Manusia memang diberi ruang menentukan pilihan cara dalam mengisi kehidupannya. Namun khusus kepada orang yang percaya bahwa Allah Maha Baik, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha Mengetahui atas segala sesuatu mereka tidak menggunakan kebebasan memilih itu, dan mengembalikan kepada Allah, karena mereka percaya bahwa apa yang dipilihkan Allah baginya, itulah yang terbaik.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Berkata Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam Kitab Adab as-Suluk wa at-Tawashul ila Manzil al-Muluk, “janganlah memilih untuk mendatangkan nikmat atau menolak musibah. Karena kenikmatan akan datang kepadamu kalau itu memang bagianmu–baik itu engkau inginkan atau tidak”.

Adapun musibah, ia akan datang kepadamu jika itu memang merupakan ketentuan-Nya bagimu–baik engkau tidak suka atau menolaknya dengan doa, atau berusaha sabar untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Berserahlah kepada-Nya dalam segala hal, karena Dia-lah Yang Maha Kuasa atas dirimu.

Apabila engkau mendapatkan nikmat, maka sibukkanlah dirimu dengan bersyukur. Dan jika musibah yang engkau dapatkan, maka sibukkanlah dirimu dengan bersabar, menerima dan menikmatinya, atau tidak menikmatinya dan membuangnya. Sesuai dengan kondisi yang diberikan, maka engkau berubah-ubah dalam keadaan itu. Engkau berjalan di atas jalan menuju Yang Maha Tinggi, yang telah memerintahkanmu untuk mentaati-Nya, dan engkau terhenti di suatu padang luas yang gersang menuju beberapa maqam, untuk sampai pada Yang Mahatinggi. Maka saat itu engkau sampai di suatu maqam di mana orang-orang yang benar, para syuhada dan orang-orang saleh sudah terlebih dahulu menetap dan tinggal di sana-yakni di dekat yang Mahatinggi, untuk ditunjukkan kepadamu maqam orang-orang yang telah mendahuluimu menuju Yang Mahakuasa dan dekat dengan-Nya, dan di sisi-Nya mendapatkan semua yang menyenangkan, membahagiakan, keamanan, kemuliaan, dan kenikmatan.

Biarkan musibah itu menghampirimu, biarlah dia berlalu, dan jangan berdoa dalam menghadapinya, tidak usah cemas karena kedatangannya, kerena panasnya musibah tidak sepanas api neraka. Dijelaskan dalam khabar oleh Nabi Muhammad SAW; “sesungguhnya neraka jahannam berkata kepada orang mukmin: “lewatlah wahai orang mukmin, karena cahayamu telah memadamkan apiku yang menyala-nyala.” Cahaya mukmin bagaimana yang dapat memadamkan nyala api neraka? Tentu cahaya yang dimilikinya di dunia, yang menjadi pembeda antara orang yang taat dan durhaka.

Cahaya ini memadamkan panasnya musibah, dan dinginnya kesabaranmu dan restu dari Yang Mahakuasa telah memadamkan nyala api yang ada dalam dirimu.

Musibah datang kepadamu bukanlah untuk membinasakanmu, akan tetapi ia datang untuk menguji kebenaran imanmu, dan untuk menguatkan keyakinanmu, dan membawa kabar gembira tentang anugerah yang diberikan oleh Tuhanmu Yang Mahakuasa.

Allah swt berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتّٰى نَعْلَمَ الْمُجٰهِدِيْنَ مِنْكُمْ وَالصّٰبِرِيْنَۙ وَنَبْلُوَا۟ اَخْبَارَكُمْ

wa lanabluwannakum ḥattā na‘lamal-mujāhidīna minkum waṣ-ṣābirīna wa nabluwa akhbārakum

“Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.”

Q.S Muhammad [47] : 31

Maka apabila, dengan keimananmu engkau sudah yakin kepada Allah dan menerima segala ketentuan-Nya, dan semua itu terjadi atas taufiq-Nya, maka jadilah engkau saat itu orang senantiasa sabar, menerima, dan berserah diri kepada-Nya. Jangan ada pembicaraan baik pada dirimu sendiri maupun pada yang lainnya, yang keluar dari perintah dan larangan-Nya.

Apabila datang perintah-Nya, maka segeralah laksanan dan jangan diam. Jangan merasa cukup hanya dengan melaksanakannya tetapi berusahalah sekuat tenaga untuk menunaikan perintah-Nya itu sebaik yang mampu kamu lakukan. Apabila engkau tidak mampu melaksanakannya, maka cepat kembali kepada-Nya dan memohon ampunan-Nya, lalu carilah apa penyebab ketidakmampuanmu melaksanankan perintah-Nya dan berpaling dari kemuliaan dengan menaati-Nya. Mungkin hal itu karena jeleknya doamu dan akhlakmu dalam taat kepada-Nya, dan keyakinanmu akan keadaan dan kekuatanmu, dan kekagumanmu akan ilmu yang engkau miliki, dan engkau telah menyekutukan-Nya dengan dirimu dan makhluk-Nya. Maka Dia telah memalingkanmu dari pintu-Nya, dan telah mengasinkanmu dari taat dan pengabdian kepada-Nya. Dia telah memutus darimu tali taufiq-Nya. Dia telah berpaling darimu, Dia sangat membencimu, dan Dia akan membuatmu sibuk dengan musibah, dunia, hawa nafsu, ambisi, dan fitnah.

Ketahuilah semua itu akibat kelalaianmu terhadap Tuhanmu, dan keberpalinganmu dari Zat yang telah menciptakan dan membimbingmu, dan yang telah memberikan rezeki kepadamu.

Ingat, jangan berpaling dari Tuhanmu! Siapa saja yang mencoba menyejajarkan Tuhan dengan lainnya, maka tidak ada pengaruh bagi-Nya, karena Dia yang telah menciptakan. Maka janganlah engkau menutup diri dengan menyibukkan diri dengan perkara duniawi dan melupakan perintah-Nya, karena Dia akan menjebloskanmu ke neraka-Nya, yang kayu bakarnya adalah manusia dan bebatuan. Maka engkau akan menyesal, dan penyesalanmu sia-sia. Permohonan maafmu tidak akan dikabuljan, harapanmu untuk kembali ke dunia agar dapat memperbaiki amalmu, tidak mungkin terlaksana.

Sayangilah dirimu, gunakan semua cata dan media yang telah Allah anugerahkan kepadamu untuk taat kepada Tuhanmu, baik itu akal, iman, dan ilmu pengetahuan, agar cahayanya dapat menerangi kegelapan dunia ini. Hendaklah engkau berjalan menuju Tuhan Yang Mahakuasa dengan keduanya, dan serahkan selain keduanya kepada apa yang telah menciptakan dan memberi kehidupan kepadamu.

Jangan kufur nikmat kepada yang telah menciptakanmu dari tanah, lalu dari segumpal darah, dan lalu menjadi orang. Janganlah engkau mengikuti selain perintah-Nya, dan janganlah membenci selain larangan-Nya.

Cukupkanlah dirimu dari dunia dan akhirat dengan tujuan ini, bencilah keduanya apa-apa yang harus dibenci bergantung pada objeknya.

Jika engkau bersama perintah-Nya, maka semua yang ada di dunia ini akan berada dibawa perintahmu. Begitu juga, jika engkau membenci larangan-Nya, maka semua yang engkau benci akan lari dari sisimu di mana pun engkau berada.

Allah swt berfirman: “Wahai anak Adam, Aku Allah, tidak ada Tuhan selain Aku. Jika Aku ingin menciptakan sesuatu, maka Aku katakqn :”Jadilah”! maka jadilah ia. Taatlah kepada-Ku, Aku akan mengizinkanmu mengatakan kepada sesuatu, “Jadilah!” Maka Jadilah ia”,

Dan Allah swt berfirman: “wahai dunia, barangsiapq mengabdi kepada-KU, maka mengabdilah engkau kepadanya, dan barangsiapa yang mengabdi kepadamu, mqkq perdayakanlah ia”. Mengabdilah kepada orang yang mengabdi kepada-KU, dan perbudaklah orang yang mengabdi kepadamu.

Apabila datang larangan-Nya, maka bersikaplah seakan-akan engkau sedang tidak enak badan, tidak punya keberanian, tidak ada gairah, tidak punyq ketertarikan. Jadilah seakan-akan telingamu tuli, matamu buta, mulutmu luka, lidahmu terkunci, dan gigimu seolah rontok karena pukulan, tanganmu seolah lumpuh, kedua kakimu seakan terbelenggu tidak bisa berjalan, kemaluanmu seakan impoten, perutmu seakan penuh dengan makanan orang kaya, pikiranmu seolah sedang gila, jasadmu seolah telah jadi mayat.

Bersegeralah dalam melaksanakan perintah-Nya, tahanlah dirimu ketika datang larangan-Nya, dan berserah dirilah atas segala ketetapan-Nya.

Minumlah resep ini, berobatlah dengan obat ini, minumlah minuman ini, insya Allah dengan izin-Nya, pasti engkau berhasil sembuh fan akan disembuhkan dari segala penyakit dosa dan hawa nafsu.

Semoga kami dan para pembaca nasehat Syeikh Abdul Qadir Jailani diatas senantiasa memperoleh bimbingan taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga mampu menerima kebenaran firman-firman Allah dan sunnah Rasul-Nya SAW. Dan kepada Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani rahimakumullah, semoga Allah azza wa jalla swt, senantiasa melipatgandakan kemuliaan dan keangungan-Nya bagi beliau, al-fatihah.

Alhamdulillahi Rabbil Alaamiin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *