Mengapa Rasulullah SAW Berpoligami? Gus Baha: Memang Sebaiknya Laki-laki Itu Punya 2 Istri atau 3

Mengapa Rasulullah SAW Berpoligami?
Gus baha
banner 400x400
Hajinews.id – K.H Ahmad Bahaudin atau Gus Baha menjelaskan alasan kenapa Rasulullah SAW mempunyai istri lebih dari 1 atau berpoligami.

Menurutnya ada alasan-alasan tertentu kenapa Rasulullah atau umumnya laki-laki mempunyai istri lebih dari 1.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Namun, Gus Baha mengatakan meskipun Rasulullah berpoligami mayoritas umat Islam tidak ada yang protes.

Dilansir dari channel YouTube Ngaji Melu Kyai yang diunggah 19 November 2021, berikut penjelasan Gus Baha selengkapnya.

“Saya yakin, mayoritas umat Islam tidak janggal dengan Nabinya yang poligami karena punya syahwat (nafsu),” kata Gus Baha.

Bahkan menurutnya, karena laki-laki itu syahwatnya besar dan setelah tahu Nabi berpoligami maka mereka tidak janggal atau protes.

“Memang sebaiknya laki-laki itu punya 2 istri atau 3, meskipun kita tidak berani, entah takut istri atau tidak punya uang,” tuturnya.

Gus Baha mengatakan demikian karena mempunyai alasan bahwa setidaknya hal tersebut bertujuan untuk menjaga iman dan menganggap itu wajar.

“Meski kenyataannya satu istri itu tidak cukup. Sudah istrinya satu, pemarah lagi. Paham yang saya maksud?,” kata Gus Baha.

Dia kemudian mengungkapkan bahwa barokahnya syahwat itu adalah untuk menopang iman.

“Karena barokahnya syahwat kamu tidak janggal dengan Nabi Sulaiman, tidak janggal dengan Nabi Daud, tidak janggal dengan Kanjeng Rasulullah SAW,” jelasnya.

Selain itu Gus Baha juga mengatakan bahwa banyak orang zuhud malah jauh dari Allah karena diam-diam janggal dengan Nabinya yang berpoligami.

“Meskipun kita tidak harus berpoligami, kalau sebab di anda dan saya itu mungkin 1 atau 2, kalau di Rukhin sebabnya banyak,” kata Gus Baha.

“Tidak berani, tidak punya uang, tidak ada yang mau, itukan sekian,” tambahnya.

Tetapi ketika laki-laki tidak berpoligami karena alasan tidak punya syahwat, itu tidak mungkin.

“Lha.. ternyata itu menjaga iman,” tutup Gus Baha.

Namun yang terbaik adalah mampu menjaga iman dan mampu mengendalikan syahwat sehingga tidak terjerumus dalam kemaksiatan. [jmbr]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *