Gelombang Ketiga Covid-19 Dibuat agar PCR Laku? Siti Fadilah Supari Buka Suara

Gelombang Ketiga Covid-19 Dibuat agar PCR Laku
Siti Fadilah Supari (dok)
banner 400x400

Jakarta, Hajinews.id  – Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menanggapi peringatan pemerintah soal potensi kemunculan gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, mengingatkan agar masyarakat tidak lengah menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski jumlah kasus rendah saat ini.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Bukan tidak mungkin gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi di Indonesia jika masyarakat lengah menerapkan prokes, kata Luhut Pandjaitan.

Luhut Pandjaitan bahkan memprediksi gelombang ketiga Covid-19 bisa terjadi pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022.

“Kemungkinan gelombang ketiga yang terjadi pada Natal dan Tahun Baru yang akan datang. Kita harus tetap berhati-hati,” tutur Luhut Pandjaitan pada 18 Oktober 2021.

Siti Fadilah Supari mengatakan, pemerintah harus menjelaskan dasar apa yang digunakan dalam memprediksi potensi kemunculan gelombang ketiga Covid-19.

Fenomena-fenomena yang terjadi saat ini, menurutnya, tidak menunjukkan gejala-gejala akan terjadi gelombang ketiga Covid-19.

“Gak tahu mereka (memprediksi gelombang ketiga Covid-19) berdasarkan apa, kita tidak mengerti. Dan untuk orang yang mengerti, itu satu hal yang aneh,” kata Siti Fadilah Supari dikutip hajinews.id dari kanal Youtube Karni Ilyas Club pada 24 November 2021.

Karni Ilyas kemudian menyinggung adanya anggapan isu soal gelombang ketiga Covid-19 sengaja dibuat agar tes polymerasi chain reaction (PCR) laku.

Menurut Siti Fadilah Supari, itu adalah reaksi yang wajar dari masyarakat. “Nah, itu akhirnya rakyat akan berpikir yang seperti itu. Ya kita tidak bisa menyalahkan rakyat yang berpikir seperti itu, pak,” ucapnya.

Belum lagi, akhir-akhir ini muncul pemberitaan sejumlah pejabat diduga terlibat dalam bisnis PCR.

“Jadi rakyat mungkin saja curiga kalau pemerintah menetapkan itu (gelombang ketiga Covid-19) hanya karena untuk kepentingan tertentu,” sebutnya.***

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *