Waspada! Siti Fadilah Mencium Aroma Kejanggalan Covid-19

Kejanggalan Covid-19
Siti Fadilah Supari
banner 400x400

Jakarta, Hajinews.id Ada aroma kejanggalan covid-19 yang dicium Menkes Era SBY, Siti Fadilah Supari. Dia gelisah saat covid-19 tida-tiba lenyap. Semuapun diminta waspada.

Keanehan pertama muncul saat adanya kesimpulan jika tidak Desember 2021, maka gelombang covid datang pada Februari 2022 mendatang.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Kok bisa digeser-geser ke Februari, untuk apa. Untuk yang mengerti tentu ini sesuatu yang aneh,” kata dia, saat berbincang di kanal Youtube Karni Ilyas, Kamis 25 November 2021.

Dari pengalamannya, pandemi tidak bisa berhenti hanya karena vaksin. Pandemi juga tak bisa hilang dengan PPKM.

“Berhentinya covid dengan cara tak biasa. Jangan aneh pula kalau rakyat curiga itu hanya karena sesuatu kepentingan tertentu,” ucapnya.

Keanehan makin terlihat nyata saat covid-19 mendadak hilang. Semua seakan bisa sangat terkendali. Tak ada kajian atau penelitian apa pun soal ini. Indonesia justru terlihat tenang.

Ada yang menilai meredanya covid-19 di Indonesia karena herd imunity. Ada juga yang menyimpulkan jika covid-19 berhasil ditekan dengan kebijakan PPKM.

Selain itu, ada pertanyaan juga, apakah virus Covid-19 banyak bermutasi. Sementara di Jepang, negaranya sudah memerintahkan para ahli untuk meneliti kenapa virus covid-19 bisa lenyap.

Menurut Siti Fadilah Supari, peneliti di Jepang merasa janggal virus covid-19 tiba-tiba bisa hilang begitu saja.

“Kenapa kok tiba-tiba hilang. Di Jepang, mereka sibuk sekali meneliti apakah covid lenyap karena banyaknya melakukan mutasi atau karena ada teori lain,” katanya.

Dia melihat, negara atau pemerintah rezim Jokowi belum ada perintah untuk melakukan penelitian mendalam soal lenyapnya covid-19. Secara pribadi, Siti Fadilah Supari benar-benar ragu andai covid-19 hilang karena efek dari vaksin.

“Di Eropa 80-90 persen warganya sudah disuntik vaksin. Kalau karena vaksin, Eropa enggak akan meledak,” katanya.

Di Eropa yang tingkat vaksinasinya lebih tinggi dari Indonesia, justru mengalami penyebaran virus cukup masif.

“Eropa sudah habis-habisan, jadi jangan salah. Vaksin bukan jawaban, covid lenyap bukan karena vaksin,” katanya.

Dia pun menyinggung soal ramalan Indonesia akan menghadapi gelombang covid-19 pada Desember 2021. Akan tetapi, para peneliti dan pakar epidemiolog, belum mengarah pada kesimpulan itu.

“Ada ramalan orang-orang berilmu dan berpikiran sehat tentu harus berdasarkan data,” kata dia.

Siti Fadilah Supari sangat berharap pemerintah tak gegabah menentukan PPKM level 3 pada akhir tahun. Dia menilai jika jadi diterapkan, maka dampak terburuk akan dirasakan rakyat. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *