Hikmah Siang: Kisah Imam Ahmad dan Kuli

banner 400x400

 

Hajinews.id – Suatu hari putra Imam Ahmad menyewa seorang kuli untuk mengangkat barang dari pasar ke rumah.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ketika sampai di rumah beliau, kuli itu mencium aroma roti. Mereka (keluarga Imam Ahmad) memberinya sepotong, tetapi sang kuli menolaknya.

Ketika sang kuli meninggalkan rumah beliau, Imam Ahmad memerintahkan putranya untuk mengejarnya dan memberikan roti itu kepadanya. Anehnya sang kuli mau menerimanya. Peristiwa ini menarik perhatian putra Imam Ahmad dan ia pun bertanya kepada ayahnya:

“Duhai ayah, mengapa ia mau menerima roti itu setelah meninggalkan rumah ini, sedangkan sebelumnya ia menolaknya?”

“Kuli itu seorang yang saleh. Ia sedang berpuasa. Ketika mencium aroma roti tersebut nafsunya menginginkannya. Oleh karena itu, ketika diberi roti itu ia menolaknya. Setelah ia pergi, nafsunya sudah tidak menginginkan roti itu lagi, maka ketika engkau memberikannya, ia pun menerimanya,” jawab Imam Ahmad.

Orang-orang yang beriman menerapkan adab dalam semua segi kehidupan mereka, termasuk di antaranya adab saat menerima atau menolak pemberian. Habib ‘Abdullah Bin ‘Alwî Al-Haddâd dalam salah satu nasihatnya berkata:

Jika engkau menerima pemberian dari seseorang, maka yakinilah dalam hatimu bahwa pada hakikatnya yang memberi adalah Allah Ta’ala, dan jangan tautkan hatimu kepada makhluk Allah.

Jika hatimu sudah mampu bersikap demikian, terimalah pemberian itu dan jangan khawatir. Menerima pemberian yang tidak disukai (yang tidak terpuji) adalah jika seseorang menerima sesuatu sedangkan nafsunya sangat menginginkannya. Ia menginginkan sesuatu itu dari tempat tertentu. Orang-orang terdahulu, mereka menolak pemberian yang sangat diinginkan oleh nafsu mereka.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *