Korea Selatan Rekor Covid! 17 Orang Meninggal saat Tunggu Tempat Tidur RS

banner 400x400

Jakarta, Hajinews.id — Korea Selatan kembali melaporkan rekor kasus Covid-19 pada hari ini, Rabu (15/12). Laporan ini datang sehari setelah 17 pasien Covid dilaporkan meninggal dunia saat menunggu ketersediaan tempat tidur di rumah sakit Korsel.

Sebagaimana dilansir Reuters, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel melaporkan bahwa rekor kembali terpecahkan dengan 7.850 kasus Covid-19 dalam 24 jam belakangan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Laporan ini dirilis sehari setelah seorang pejabat Kementerian Kesehatan Korsel, Park Hyang, menyatakan bahwa rumah sakit di Negeri Ginseng kewalahan karena lonjakan Covid-19 belakangan ini.

Sebagai gambaran, Park bercerita bahwa setidaknya 17 pasien Covid-19 meninggal dunia di kediaman pribadi ketika menunggu ketersediaan tempat tidur di rumah sakit pada pekan lalu.

Associated Press melaporkan, saat ini ketersediaan tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU) di Seoul dan kawasan sekitarnya sudah mencapai 86 persen. Sementara itu, lebih dari 1.480 pasien Covid-19 masih menunggu agar bisa mendapatkan tempat tidur di rumah sakit.

Park mengungkap fakta ini ketika Korsel menghadapi salah satu hari “paling mematikan” akibat Covid-19. Di Hari Selasa itu, Korsel melaporkan 94 pasien Covid-19 meninggal dunia, sementara 906 orang lainnya dalam kondisi kritis.

Para pejabat pun terus mendesak rumah sakit agar menyediakan lebih banyak tempat tidur khusus untuk pasien Covid-19, terutama yang dalam kondisi parah.

Sementara itu, pemerintah juga terus menggenjot program vaksinasi dengan mempersingkat jarak suntikan pertama dan kedua dari 4-5 bulan menjadi hanya 3 bulan.

Hingga saat ini, Korsel sudah memvaksinasi 81 persen dan 51 juta populasinya. Namun, baru 13 persen dari keseluruhan warga itu yang sudah mengikuti program booster vaksin.

Park menyatakan bahwa pemerintah akan memutuskan memperketat aturan atau tidak di kemudian hari, tergantung dari jumlah kasus dan keterisian rumah sakit.

Sejumlah pakar menganggap lonjakan kasus Covid-19 di Korsel ini menunjukkan betapa tinggi risiko mendahulukan ekonomi ketimbang kesehatan publik ketika varian Delta merebak.(dbs)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *