Guru Besar UIN: Ziarah Haji Jadi Ritual Agama Paling Fenomenal di Dunia

Ziarah Haji Jadi Ritual Agama
Ziarah Haji Jadi Ritual Agama, the Road to mecca
banner 400x400
Hajinews.idIbadah haji bukan saja merupakan rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi mereka yang mampu. Dalam sejarah peradaban, ziarah haji bahkan menjadi ritual keagamaan paling fenomenal. Demikian ungkap cendekiawan Muhammadiyah sekaligus Guru Besar Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Amin Abdullah.

Dalam forum “The Road to Mecca” yang diadakan oleh Institut Leimena dan galeri seni kontemporer asal Amerika Serikat, Bridge Projects, Jumat (17/12), Amin menilai meski agama lain memiliki konsep ziarah yang sama, jumlah peziarah mereka tidak ada yang menandingi ibadah haji.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Selain tak tertandingi dalam praktiknya, ibadah haji mengandung makna spiritualitas dan inklusivitas terhadap perbedaan ras, suku bangsa, dan hal-hal lainnya.

“Lewat ibadah haji, seseorang tidak hanya semakin memahami hakikat ibadah atau ritual dalam kehidupannya sehari-hari, tetapi seharusnya bisa semakin bersikap terbuka terhadap segala jenis perbedaan, inklusif, dan rendah hati,” kata Amin dikutip dari rilis PP Muhammadiyah pada Minggu (19/12).

“Hikmah spiritualitas dari perjalanan ibadah haji adalah transformation of life, mengubah cara pandang terhadap dunia, lebih terbuka, merangkul, dan ramah terhadap segala jenis perbedaan,” imbuhnya.

Amin yang saat ini menjabat Ketua Komisi Kebudayaan di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) juga menilai ibadah haji pada dasarnya bagian dari tradisi perjalanan spiritual yang universal sebagaimana agama-agama lain memiliki ritus yang sama.

Menurutnya, pemaknaan yang tepat akan ritual ibadah haji seharusnya membawa seseorang kepada toleransi beragama. Semua tradisi ziarah pada dasarnya berimplikasi kepada pembangunan kemanusiaan yaitu solidaritas dan saling menolong sebagai sesama makhluk Tuhan.

“Apa yang diharapkan dari ibadah haji? Harapan utama adalah haji mabrur, haji yang dapat membawa perubahan yang baik dalam kehidupan,” pungkas Amin.

Di kesempatan yang sama, forum Institut Leimena juga menampilkan instalasi seni karya 7 seniman internasional yang menerjemahkan aspek-aspek tradisi Yudaisme untuk menghasilkan karya seni yang berdialog dengan praktik ritual dan keagamaan, serta isu sosial politik saat ini.

Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, mengatakan Institut Leimena menyambut baik kerja sama dengan Bridge Projects yang secara inovatif memperkenalkan topik penting ziarah dalam konteks kesenian, spiritualitas, dan tradisi berbagai agama.

“Ini juga sejalan dengan program Literasi Keagamaan Lintas Budaya yang tengah kami lakukan bersama berbagai kalangan untuk meningkatkan saling pemahaman dan menghormati antar umat beragama yang berbeda,” kata Matius.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *