Menuju Abad ke-2 Nahdlatul Ulama

Abad ke-2 Nahdlatul Ulama
Abad ke-2 Nahdlatul Ulama
banner 400x400

Oleh: Ahmad Faqih, Sekretaris PW PERGUNU Jawa Timur

Hajinews.id – Catatan kecil menyongsong Muktamar ke-34 NU dan juga menuju abad ke-2 NU. Minggu ini Muktamar NU ke-34 akan digelar di Lampung. Sementara itu, 5 tahun lagi, roda organisasi Islam terbesar di dunia yg bernama Nahdlatul Ulama (NU) ini, akan memasuki abad ke-2. Banyak prestasi dan sejarah hebat yang telah menjadi legacy selama hampir 100 tahun kiprahnya sejak berdiri di tahun 1926 M.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pertanyaan reflektif-nya adalah apa saja yg harus menjadi prioritas garapan Nahdlatul Ulama, dalam 5 tahun ke depan? Sesaat sebelum ia memasuki abad ke-2. Siapapun itu yang diamanahi sebagai Rois Aam, serta siapapun yang terpilih sebagai ketua Tanfidziyah PBNU untuk 5 tahun mendatang.

Setidaknya ada 3 hal, yang harus dijadikan prioritas oleh Nahdlatul Ulama dalam 5 tahun ke depan. Pertama, NU harus lebih segar dan lebih muda. Ini bukan soal pemimpin berusia muda, tapi terutama terkait dengan program-program kegiatan dan aksi hikmah NU yang harus didesain menjadi lebih ‘fresh’ dan lebih bisa diterima oleh Nahdliyin muda (baca; millenial).

Saat ini, harus diakui bahwa pada umumnya program khidmah untuk segmen ini belum tergarap secara optimal. Program yang di desain oleh berbagai level kepengurusan NU baik di tingkat PB, PW, PC, MWC, ranting termasuk banom-banomnya nuansanya cenderung terlalu ‘tua’.

NU harus lebih dekat dengan kaum muda. NU harus berfikir untuk meremajakan jamaah dan jamiyahnya. Dibutuhkan kreatifitas ekstra serta pikiran-pikiran out of the box untuk hal ini.

PR ini tidak cukup hanya digawangi oleh IPNU, IPPNU dan PMII. Peran mereka tetap harus dioptimalkan. Tapi paradigma “merangkul nahdliyyin muda” harus menjadi concern bersama seluruh fungsionaris NU di berbagai level kepengurusan. Harus diproduksi berbagai program kegiatan dan khidmah organisasi yang ‘tak biasa’ agar bisa masuk dan diterima oleh segmen ini.

Kedua, 5 tahun kedepan, NU harus lebih concern memperkuat eksistensinya di luar Jawa. Harus diakui, hingga hari ini kekuatan roda institusi NU di luar Jawa belum sekuat ‘NU Jawa’.

NU perlu mencurahkan lebih besar porsi sumber daya yang dimilikinya untuk menggarap wilayah di luar Jawa. Dibutuhkan penguatan mutu SDM, pemantapan manajerial organisasi serta intensifikasi program kegiatan serta khidmah untuk NU di luar Jawa. Termasuk bila diperlukan, dengan cara memberikan berbagai ‘doping’ dan kebijakan pengarusutamaan untuk NU di luar Jawa.

PBNU juga harus mengambil peran untuk membukakan akses, network serta menjadi jembatan untuk NU di luar Jawa agar jejaring (baik di tingkat nasional maupun internasional) yang selama ini telah dimiliki oleh NU juga bersedia untuk melakukan pemberdayaan kelembagaan dan pendampingan bagi NU dan Nahdliyin di luar Jawa.

Ketiga, menuju abad ke-2, NU harus lebih mendunia. Sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, NU memiliki tanggung jawab moral untuk berperan dalam mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil, damai, dan sejahtera.

Penguatan peran internasional NU mutlak untuk segera di akselerasi. Untuk itu dibutuhkan NU yang memiliki kemandirian dan kehandalan secara organisasi. Perlu difikirkan untuk dibentuk semacam lembaga khusus yang menggarap bidang ini. Sudah saatnya NU memiliki ‘departemen luar negeri’ dengan tupoksi khusus menangani kiprah NU di pentas dunia.

Bila dulu para muassis NU melalui komite hijaz, telah berkontribusi untuk dunia. Maka spirit komite hijaz harus kembali dibangkitkan bahkan dikuatkan dalam 5 tahun ke depan.

NU harus mengambil peran dan berkontribusi dalam penyelesaian konflik diberbagai penjuru dunia. Sebagai kekuatan dunia, NU juga harus turut andil menjadi kekuatan penyeimbang diantara poros Amerika dan Tiongkok. NU juga harus hadir dalam berbagai diskursus isu-isu global seperti perubahan iklim, global warming, krisis energi, isu pangan serta digitalisasi ekonomi, dan isu-isu lainnya.

Setidaknya 3 hal tersebut adalah poin-poin yang amat mendesak untuk digarap secara serius oleh kepengurusan NU dalam 5 tahun mendatang pasca diselenggarakannya Muktamar ke-34 NU di Lampung. Semoga ketiganya menjadi prioritas dan kesadaran bersama segenap komponen NU agar kemanfaatan dan keberkahan yang ditebarkan NU semakin dirasa tak hanya oleh Nahdliyin semata tapi juga dinikmati oleh dunia.

Wallahu a’lamu bisshowab.

Jombang, 20 Desember 2021

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *