Hikmah Pagi : Bahaya Dosa yang Menumpuk

banner 400x400

 

Hajinews.id – Sekecil apa pun dosa, tetap saja berbahaya jika tidak segera ditangani. Maka, bahaya dosa yang menumpuk itu perlu diwaspadai. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur`an:

Bacaan Lainnya
banner 400x400

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak (demikian) sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifin [83] : 14).

Hassan dalam tafsir Al-Hidayah (126) menjelaskan, berdasarkan ayat ini, penyebab orang-orang mendustakan ajaran Islam di antaranya adalah dosa-dosa yang mereka kerjakan sehingga menutupi hati. Mereka tidak bisa menerima kebenaran karena faktor ini dan terhalang dari rahmat Allah.

Imam Al-Ghazali, juga menulis hal menarik terkait ayat di atas: Tatkala dosa semakin menumpuk, maka (ia) akan menutup hati. Pada saat itulah hati (menjadi) buta, tidak mampu mengetahui yang haq (kebenaran sejati) dan kebaikan agama. (Bahkan) akan menganggap remeh urusan akhirat, memngagungkan urusan dunia dan fokus hidupnya hanya sebatas dunia. (Abu Hamid al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, 3/12)

Oleh karena itu, berhati-hati dari segala dosa, sekecil apapun itu, menjadi suatu keniscayaan bagi orang beriman. Sebab, dosa-dosa ini ketika sudah menumpuk, akan mematikan hati dan menutup rahmat Allah. Yang tidak kalah bahaya, orang yang sudah tertutup hatinya akan merasa nyama dalam kebatilan bahkan bangga ketika bermaksiat, sehingga cahaya kebenaran tidak akan berpengaruh apa-apa ketika datang kepadanya.

Masih terkait dengan surah Al-Muthaffifin ayat 14, Nabi pernah bersabda:

«إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ» {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14]

“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka di titikkan dalam hatinya sebuah titik hitam dan apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan dan apabila ia kembali maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutup hatinya, dan itulah yang diistilahkan “Ar Raan” yang Allah sebutkan: {kallaa bal raana ‘alaa quluubihim maa kaanuu yaksibuun} (Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka) (QS. Al Muthaffifin: 14).” (HR. Tirmidzi)

Kata kuncinya, dosa yang menumpuk sangat berbahaya bagi hati. Akibat dosa yang dilakukan secara kontinyu, hati bisa kehilangan fungsinya untuk menerima kebenaran. Dan dalam hadits itu, solusinya adalah istighfar (mohon ampun kepada Allah) dan bertaubat. Tak hanya itu, harus ada kesungguhan tekad untuk tidak mengulanginya, karena kalau diulang terus, maka hati akan tertutup. Kalau sudah tertutup, bagaimana mungkin akan mendapat atau menerima hidayah?

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *