Marak Kabar Anak Meninggal Usai Vaksinasi, Begini Penjelasan Komnas KIPI

banner 400x400

Jakarta, Hajinews.id – Belakangan ini marak dikabarkan sejumlah kasus anak meninggal usai melakukan vaksinasi COVID-19. Di antaranya, seorang murid kelas enam Madrasah Ibtidaiyah (MI) asal Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi meninggal dunia usai menjalani vaksinasi COVID-19. Siswa kelas enam ini diduga mengalami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).

Murid yang berinisial MDA ini meninggal pada pada Jumat (21/1/2022) dan sempat mengalami beberapa kali demam tinggi dan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Betha Medika, Kabupaten Sukabumi.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Selain itu siswi kelas 4 SD, Naura Sabrina Galiyah (9) di Jombang meninggal setelah divaksin Sinovac dosis pertama pada Jumat (31/12/2021). Siswi ini juga diduga mengalami KIPI.

Ada juga siswa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) asal Kecamatan Pasirkuda Kabupaten Cianjur yang meninggal usai menjalani vaksinasi anak pada Kamis, (18/1/2022). Bahkan anak yang diduga mengalami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) itu sempat beberapa kali demam tinggi dan kejang-kejang.

Rentetan kejadian ini tentu perlu dijelaskan, Ketuaa Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Dr dr Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.TropPaed menjelaskanbutuh data lebih banyak untuk membuktikan keterkaitan antara vaksin dan penyakit lain yang dialami oleh anak.

“Untuk membuktikan ada keterkaitan harus ada 2 bukti. Awitan yaitu onset atau waktu vaksinasi dan kedua, ada penyakit lain. Kalau waktunya sesuai dan tidak ada penyakit lain maka bisa berkaitan dengan kematian,” ujar profesor yang biasa disapa Prof Hinky tersebut, dalam acara daring bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Sabtu (22/1/2022).

Prof Hinky kemudian menyebutkan harus lebih dikaji lagi mengenai waktu vaksinasi dan penyakit bawaan yang dimiliki anak.

“Kaji kejadian dengan vaksin yang diberikan kapan. Kalau demikian, cocok tidak dengan laporan kematian. Lihat dulu ada penyakit bawaan nggak, diabetes, jantung. Itu yang kami lakukan” jelasnya.

Lantas efek samping atau KIPI apa yang perlu diwaspadai?

Efek samping pada anak usai divaksinasi umumnya sama, demam hingga sakit kepala. Namun, untuk menandakan kondisi sudah serius bisa dilihat dari tingkat keparahan dan intensitas keluhan efek samping.

“(Indikasi bahaya) dilihat dari seberapa intens gejalanya. Kalau sakit kepalanya terlihat menderita, diberi obat tidak kunjung reda, dimuntahkan lagi,” beber Prof Hindra.

“Nyeri otot, nyeri sendi, sudah diobati tidak kunjung membaik, saatnya untuk berobat,” sambung dia.

Di sisi lain, laporan para ahli di Israel mengaitkan vaksin Corona berbasis mRNA buatan Pfizer-BioNTech dengan kasus miokarditis atau radang otot jantung. Apakah ada laporan serupa di Indonesia?

“Sejauh ini tidak ada laporan radang jantung (seperti yang dilaporkan di beberapa negara terkait vaksin Pfizer). Gejalanya kalau radang jantung muncul 2 minggu setelah divaksinasi, bukan dalam waktu kurang dari 24 jam,” sambung Prof Hindra.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *