Yara, Sang Insinyur Perempuan Arab Saudi Pertama di Masjidil Haram

Insinyur Perempuan Arab Saudi Pertama
Yara, Insinyur Perempuan Arab Saudi Pertama
banner 400x400
Hajinews.idArab Saudi terus meningkatkan peran perempuan di ruang publik. Kebijakan itu juga berlaku di Masjidil Haram, masjid suci utama bagi umat Islam di dunia.

Salah satu perempuan yang berkarier di Masjidil Haram adalah Yara. Dia merupakan insinyur wanita Arab Saudi pertama yang bekerja di masjid terbesar di dunia itu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Yara kemudian diundang dalam talkshow di Program 120 TV Alekbhariya. Dia bersyukur atas pencapaian tersebut.

“Saya sangat bersyukur menjadi insinyur wanita Saudi pertama di Tanah Suci,” kata Yara.

Dia juga berterima kasih kepada Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman atau Pangeran MBS yang memberi kesempatan kepada wanita sepertinya untuk berkiprah.

“Wanita Saudi telah menjadi mitra nyata bagi pria dalam pembangunan bangsa, dan sejak hari pertama saya memulai, saya bersyukur kepada Allah SWT saya atas karunia yang besar ini, dan kata kebanggaan tidak dapat menggambarkan perasaan saya,” ujar Yara, dikutip dari Sabq, Senin (7/2).

Yara merasa senang bekerja di Masjidil Haram.

“Lingkungan kerja yang emosional, penuh dengan energi positif, dan memotivasi untuk melayani bagian bumi yang paling suci,” ujarnya.

Sayang tidak dijabarkan bidang tugas Yara di Masjidil Haram.

Visi Pangeran MBS

Pemberdayaan perempuan di sektor publik merupakan salah satu visi Pangeran MBS yang tertuang dalam Visi 2030. Visi ini membuat Arab Saudi lebih terbuka sehingga mampu menggaet pendapatan negara di luar sektor minyak.

Visi Pangeran MBS membuat perempuan diperkenankan bekerja di sektor ritel, menyetir mobil, menjadi atlet, tentara, dan lainnya.

Pekerja di Masjidil Haram

Visi Pangeran MBS juga diterjemahkan oleh Kepala Presidensi Dua Masjid Suci (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) Syeikh Abdurrahman As-Sudais. Pada tahun 2020, Presidensi merekrut 1.500 staf perempuan untuk melayani jemaah perempuan di berbagai lini.

Sebanyak 600 bekerja di antaranya bekerja di Badan Teknis dan Pelayanan. Staf wanita lainnya ditempatkan di departemen lain seperti kendaraan listrik hingga audit internal.

Pada Agustus 2021, Syeikh Sudais menunjuk 20 wanita pemegang gelar master dan doktor menduduki posisi kunci.

Mereka di antaranya Dr Fatima diangkat sebagai asisten kepala presidensi untuk urusan perempuan dan penasihat kepala presidensi dan Dr Al-Anoud diangkat sebagai asisten kepala presidensi untuk urusan pembangunan perempuan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *