Ustadz Abdul Somad: Zakat Fitrah Bukti Puasa Kita Berhasil, Tak Sampai Hati Tengok Orang Lapar

Zakat Fitrah
Ustadz Abdul Somad
Hajinews.id – Berikut ini salah astu bukti jika puasa seseorang berhasil disampaikan Ustadz Abdul Somad.

Zakat fitrah merupakan sedekah yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam setiap satu tahun sekali saat idul Fitri.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ibadah wajib ini dilakukan dengan beberapa syarat dan ketentuan di antaranya bagi orang yang mampu.

Pengertian zakat fitrah yakni untuk menyucikan harta, karena di setiap harta manusia ada sebagian hak orang lain.

Menunaikan zakat fitrah hukumnya wajib bagi orang-orang yang mampu. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muttafaq ‘alaih (Imam Bukhori dan Imam Muslim), disebutkan bahwa:

Dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan untuk zakat fitrah sebanyak satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum, baik itu kepada budak, orang merdeka, orang laki-laki, orang perempuan, anak kecil serta orang dewasa yang dari kalangan muslim. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan zakat tersebut untuk ditunaikan sebelum orang-orang keluar untuk mengerjakan salat idul fitri”. (HR. Bukhari)

Selain menyucikan harta, ternyata zakat fitrah juga sebagai bukti jika puasa ramadhan yang dilakukan selama ini berhasil.

Hal ini sebagaimana disampaikan Ustadz Abdul Somad melalui akun Instagram @ustadzabdulsomad_official.

Terkait zakat fitrah yang dilakukan sebelum sholat idul fitri, Ustadz Abdul Somad memberikan penjelasannya.

Zakat fitrah ini adalah bukti bahwa kita puasa berhasil, berhasil puasa itu apa? Merasakan lapar, maka tak sampai hati kita menengok orang lain lapar,” jelas Ustadz Abdul Somad.

“Jadi kalau ada orang puasanya rajin, tapi tidak mau sedekah, tahukah kamu orang yang mendustakan agama? pendusta agama siapa itu?, Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin,” lanjut Ustadz Abdul Somad.

“Islam artinya selamat perut orang lain, selamat lambung orang lain dari kelaparan, tetangga kita itu berapa orang? 40 orang ke depan, 40 rumah ke belakang, 40 rumah ke kanan, 40 rumah ke kiri,” tutur UAS.

“Jangan zolim sama tetangga, jangan jahat sama kasar, jangan sampai tak adil, jangan sampai tak peduli,” lanjut UAS.

“Inilah pesan Ramadhan, yang sudah merasakan lapar, lapar itu tak bisa didefinisikan dengan kata-kata, karena lapar adalah rasa. Orang yang ingin menceritakan rasa dengan kata, maka kata selalu berdusta,” jelasnya.

“Andaikan kuceritakan rasa yang ada di dalam lambung ku ini, belum tentu bisa mewakili rasa, andaiku ceritakan rasanya, belum tentu rasanya sama karena rasamu belum tentu rasaku,” tukas Ustadz Abdul Somad.

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan