Angka Kemiskinan di Jatim Menurun Tajam, Ini Kata Gubernur Khofifah

banner 400x400

 

Hajinews.id – Gubernur Jawa Timur (Jatim), yang juga Anggota Dewan Kehormatan Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, (PP IPHI), Khofifah Indar Parawansa menyebut penurunan angka kemiskinan sejalan dengan meningkatnya status kemandirian desa di Jatim.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Tahun 2021, jumlah desa mandiri di Jatim sebanyak 697 Desa Mandiri menjadi 1.490 desa mandiri di tahun 2022 atau meningkat 113,77%.

“Dengan meningkatnya status desa menjadi mandiri, kita terus berharap akan terjadi peningkatan kesejahteraan dan penurunan kemiskinan di pedesaan. Penurunan kemiskinan di pedesaan satu tahun terakhir periode Maret 2021 – Maret 2022 mencapai 1,36% dari angka 15,05% menjadi 13,69%,” kata Khofifah, Senin (18/7/2022).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, jumlah penduduk miskin di Jatim pada Maret 2022 mencapai 4,18 juta orang. Jumlah itu turun 0,39 juta orang dibanding Maret 2021 yang sebanyak 4,57 juta orang. Sedangkan dibanding September 2021, turun 0,07 juta orang yaitu sebanyak 4,25 juta orang.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, jumlah penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2021 sebanyak 1,84 juta orang. Jumlah tersebut turun dibanding September 2021 yang sebanyak 1,76 juta orang. Kemudian pada Maret 2022 turun lagi menjadi 1,72 juta orang.

Sedangkan jumlah penduduk miskin di perdesaan, pada Maret 2021 sebanyak 2,73 juta orang. Pada September 2021, jumlah tersebut turun menjadi 2,49 juta orang. Dan pada Maret 2022 turun lagi menjadi 2,45 juta orang. “Penurunan angka kemiskinan tak lepas dari dukungan kuat seluruh elemen strategis se -Jatim,” ujar Khofifah.

Meski penurunan angka kemiskinan ini cukup signifikan, Khofifah mengajak seluruh elemen strategis di Jatim untuk tetap berupaya lebih keras lagi untuk melakukan percepatan kesejahteraan masyarakat Jatim. “Pencapaian kita sudah sangat luar biasa. Namun, kita tidak ingin cepat puas karena masih ada penduduk miskin di Jatim yang membutuhkan intervensi lebih signifikan lagi agar mereka dapat tumbuh dan lepas dari kemiskinan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan, penurunan kemiskinan di Jatim dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi Jatim yang terus membaik, pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat, percepatan penyaluran dana desa, penyaluran bansos, dan pelaksanaan program-program pemerintah daerah lainnya. “Pada bulan Maret 2022 di Jatim puncak panen padi. Nilai tukar petani juga mengalami kenaikan, aktifitas masyarakat juga sudah kembali pulih,” katanya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *