Tafsir Al-Quran Surat Az-Zukhruf Ayat 57-64: Semua Ajaran Nabi dan Rasul Sama adalah Tauhidullah

Tafsir Al-Quran Surat Az-Zukhruf Ayat 57-64
KH Didin Hafidhuddin, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Ta’lim Bakda Subuh

Oleh: KH Didin Hafidhuddin, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
Disarikan oleh Prof. Dr. Bustanul Arifin

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Hajinews.id – Alhamdulillahi rabbil a’lamin. Jamaah kaum muslimin dan muslimat, baik yang hadir secara offline di masjid, maupun yang hadir secara online di rumah. Kita dapat berkumpul bersama pada Ahad pagi ini, tanggal 1 Muharram 1444 H bertepatan dengan tanggal 31 Juli 2022, meneruskan kajian kita, mendalami ayat-ayat Allah. Insya Allah kita akan membahas Surat Az-Zukhruf ayat 57-64. Kita mulai dengan membaca Ummul Kitab Surat Al-Fatihah, lalu dilanjutkan dengan Surat Az-Zukhruf ayat 57-64, yang artinya, “Dan ketika putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Suku Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat (kenabian) kepadanya dan Kami jadikan dia sebagai contoh pelajaran bagi Bani Israil. Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya ada di antara kamu yang Kami jadikan malaikat-malaikat (yang turun temurun) sebagai pengganti kamu di bumi. Dan sungguh, dia (Isa) itu benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat.

Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (Kiamat) itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Dan ketika Isa datang membawa keterangan, dia berkata, “Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu perselisihkan, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sungguh Allah, Dia Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus.”

Ada beberapa pelajaran dari ayat-ayat ini, antara laing: Pertama, ayat ini menjelaskanm tentang Nabi Isa AS, mengajak kepada ummatnya ketika itu untuk bertauhid dan menyembah hanya menyembah kepada Allah SWT, bukan menyembah dirinya. Tidak satupun ayat yang menjelaskan tentang hal ini. Ajaran Nabi Isa AS adalah ajaran universal yang mengarah kepada ketauhidan. “Sesungguhnya Allah adalah tuhan dari kita sekalian, maka sembahlah Allah, bukan aku”. Ini adalah ajajan yang lurus. Sesungguhnya ajaran para nabi dari yang pertama Nabi Adam AS sampai yang terakhir Nabi Muhammad SAW adalah ajaran tasuhid, menyembah kepada Allah SWT. Perhatikan Surat Abiya’ ayat 25 ”Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.” Sebelum Nabi Muhammad SAW pun, semua rasul yang telah diutus Allah membawa risalah tauhid, bukan ajaran yang lain.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan