Kalau dalam agama penangkalnya itu kalau itu pujian ucapkan “masyaAllah, subhanallah”.
Kalau itu celaan bacalah “audzubikalimatillahi taammati min sarrima kholak”. Dan banyak doa-doa yang lain.
“Kalau kita mau berbicara secara segi ilmiah, orang akan menolaknya”, terang Prof Quraish Shihab.
Tapi alangkah banyaknya persoalan hakikat kehidupan yang belum terjangkau oleh ilmu pengetahuan.
Ibu yang anaknya jauh dari dia, bisa merasakan kegelisahan anaknya yang di tempat jauh tersebut.
Ada yang dinamakan telepati, percakapan dari jarak jauh, itu terjadi.
Sayyidina Umar bin Khattab melihat pasukan terkepung sedang khutbah di Madinah, pasukannya berada di Syam.
Beliau berteriak dari atas mimbar di Madinah, “Wahai sariyah (pasukan) berlindung ke gunung!”
Suaranya itu didengar oleh pasukan, kemudian naik ke gunung. Setelah kembali dari sana mereka berkata,: “kami mendengar instruksi Umar”.
Otak manusia itu sangat besar dayanya, yang baru kita gunakan mungkin 15 sampai 20 persen. Ada daya fikir, ada daya qalbu.
Ini ada dan kalau mau belajar dengan baik, ilmuan di Amerika dan Eropa sudah mempelajari tentang telepati.
“Kalau kita baca Al-Quran, kalau ada informasi agama yang anda terima dan anda tidak bisa menjangkaunya, percaya lah, selama anda percaya agama,” imbuh Prof Quraish Shihab.
Karena agama menurut Prof Quraish Shihab selalu ada memberikan informasi-informasi yang tidak terjangkau oleh nalar.
Kita pagari diri kita, memagarinya bisa sebelum datangnya. Disinilah ulama mengajarkan doa-doa. Ada wirid seperti Wirdul Latif, Ratibul Haddad.
