Muncul Ke Permukaan Isu LGBT Dalam Kasus Irjen Ferdy Sambo, Mahfud MD: Mengerikan dan Menjijikkan!

Isu LGBT Dalam Kasus Irjen Ferdy Sambo
Isu LGBT Dalam Kasus Irjen Ferdy Sambo
banner 400x400

Diduga percekcokan berlanjut ke Kamar tidur

Setelah merayakan anniversary, para staf dan ajudan tidur. Bharada E dan Brigadir Yosua (Brigadir J) turun ke bawah untuk istirahat. Tidak ada terjadi apa-apa di malam tersebut. Sementara Irjen Ferdy Sambo tidur bersama istrinya, Putri Candrawathi (PC) di lantai atas.

Pada Kamis (7/7/2022) pagi, Irjen Ferdy Sambo bersama adc-nya berangkat ke bandara di YogyaJakarta untuk terbang ke Jakarta. Saat Irjen Ferdy Sambo berangkat ke Jakarta melalui bandara, Brigadir Yosua tidak ikut.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Sedangkan Bripka RR dan Bharada E ikut keluar. Namun, informasi beredar, alasan Bripka RR dan Bharada E ikut keluar rumah untuk mengantarkan makanan kepada anak Ferdy Sambo dan PC ke Sekolah Taruna Nusantara.

Sementara yang tertinggal di rumah di antaranya Brigadir J, asisten rumah tangga bernama Susi, Kuwat Maruf (KM) sopir pribadi, dan seorang anak Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi.

Percekcokan Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi diduga berlanjut melalui telepon. Kemudian Putri pun menelfon Bharada E dengan menangis. Putri menanyakan keberadaan Bripka Ricky (diduga mengkonfirmasi sesuatu). Sontak, Bharada E menyerahkan ponsel itu ke Bripka Ricky. “Ditelfon Putri. Richard itu Ricky dimana? tolong kemari sembari menangis. Richard ngasih handphone ke Ricky. Lalu mereka buru-buru pulang,”ujar Deolipa pada acara Dua Sisi yang disiarkan di akun YouTube TVOne, Kamis (11/8/2022).

Putri yang menelfon dengan menangis membuat Bharada E bingung. Namun, berdasarkan pengakuan Bharada E, ia tidak tahu apa isi pembicaraan Ricky dengan Putri Candrawathi.

Ketika sampai di rumah, Bripka Ricky dan Bharada E bertemu dengan Kuwat, sopir pribadi. Mereka ingin naik ke atas untuk melihat kondisi Putri. Namun, dilarang oleh Kuwat. “Sampai di rumah, Ricky dan Richard naik ke atas, tapi di situ ada namanya Kuwat. ‘Udah Richard (Bharada E) jangan ikut campur,’ kata Kuwat,”ujar Deolipa menjelaskan keterangan Bharada E.

Bharada E pun tidak ikut masuk ke atas dan memilih kembali turun. “Akhirnya Richard turun. Pas saya tanya interview saya ke Richard (Bharada E), saya gak tahu bang. saya turun saja. Ya sudah di bawah saya ketemu Yosua. Tapi saya enggak tahu persoalan apa. Tapi Kuwat (KM) marah-marah di atas,”ujar Deo.

Pada Tanggal 8 Juli 2022 Mereka Berangkat dari Magelang ke Jakarta.

Pada Tanggal 8 Juli 2022 pagi rombongan Putri Candrawathi, Bripka RR, Bharada E, Kuwat (KM), anak Ferdy Sambo, dan Brigadir J berangkat dari Magelang ke Jakarta. Namun tidak seperti biasanya, Bripka RR sebagai pangkat tertinggi daripada semua ajudan keluarga Ferdy Sambo menyuruh Brigadir J ikut satu mobil dengannya. Sementara, Bharada E, Putri Candrawathi, KM, anaknya, dan staf lainnya dalam satu mobil. Di salah satu rest area di jalan tol rombongan sempat istirahat. Kemudian rombongan lanjut berangkat ke Jakarta.

Pada sore hari, rombongan tiba di rumah pribadi dan di sana sudah ada Irjen Ferdy Sambo. Kemudian setelah Test PCR, mereka pergi ke rumah dinas Duren Tiga. Kemudian Putri Candrawathi, Irjen Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka RR dan KM masuk ke dalam rumah. Sementara Brigadir J masih menunggu di luar.

Brigadir J Dieksekusi setelah dipanggil masuk ke dalam rumah

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto mengungkapkan Brigadir J terlebih dahulu dipanggil Irjen Ferdy Sambo untuk masuk ke dalam rumah sebelum ditembak. Awalnya, setibanya di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Brigadir J tidak masuk ke dalam rumah.

Agus mengatakan, semua saksi di lokasi menyatakan Brigadir J sedang berada di pekarangan rumah. Kesaksian para saksi ini pula yang mematahkan tuduhan bahwa Brigadir J melecehkan dan menodongkan pistol ke istri Sambo, Putri Candrawathi, yang disebut sedang beristirahat di kamar. “Semua saksi kejadian menyatakan Brigadir Yosua tidak berada di dalam rumah, tapi di taman pekarangan depan rumah,” ujar Agus, Jumat (12/8/2022) dikutip dari Kompas.com.

Keterangan tersebut dia dapat dari pemaparan Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi dalam gelar perkara yang berlangsung sejak Jumat (12/8/2022) sore. Agus mengatakan, Brigadir J baru masuk ke dalam rumah dinas usai dipanggil atasannya, Irjen Ferdy Sambo. “Almarhum Yosua masuk saat dipanggil ke dalam oleh FS,” imbuh dia. Setelah itu, barulah Ferdy Sambo memerintahkan ajudan lainnya, Richard Eliezer atau Bharada E, untuk menembak Brigadir J. Setelah Brigadir J ditembak, Putri Candrawathi histeris dan pulang ke rumah pribadi ditemani asisten pribadinya. Kemudian, sejumlah mobil dinas Div Propam tampak meluncur ke rumah dinas Duren Tiga, hal itu sesuai dengan rekaman CCTV di sekitar lokasi rumah dinas.

Setelah pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo dan istrinya diduga menawarkan uang kepada Bharada E sebanyak Rp 1 miliar berbentuk dollar. Sedangkan Bripka RR dan KM masing-masing Rp 500 juta. Namun menurut mantan pengacaran Bharada E, Deolipa Yumara, hingga saat ini uang tersebut tak terealisasi diberikan.

Hingga kini, dalam kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J ini, sudah ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Irjen Ferdy Sambo (Irjen FS), Bripka Ricky Rizal (Bripka RR), Bharada Richard Eliezer (Bharada E), dan ART Sambo bernama Kuat Ma’ruf (KM). Sambo kini ditahan di Markas Komando (Mako) Brigade Mobil (Brimob). Sementara sisanya ditahan di Rumah Tahanan Bareskrim Polri.

Sumber: medan.tribunnews.com