Anies Tak Menjegal Prabowo, Semua Berjalan dengan Takdirnya

Anies Tak Menjegal Prabowo
Ady Amar
banner 400x400

Oleh: Ady Amar, Kolumnis

Seolah tersurat itu janji Anies selamanya–jika Prabowo mengulang dan terus mengulang peruntungan sebagai capres–Anies dibuat tak bisa/boleh menapak takdirnya. Anies dibuat hanya herhenti sebagai kepala daerah. Takdir Anies coba dihentikan, tak boleh lebih dari itu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Hajinews.idAnies Baswedan bisa disebut konsisten dalam sikap dan tutur kata. Menang dalam kontestasi pilkada DKI Jakarta (2017), mengalahkan petahana Ahok-Djarot. Anies diusung Partai Gerindra dan PKS. Anies sadar betul peran promotornya. Karenanya, ia perlu membuat janji. Waktu telah menilai ia menepati janjinya.

“Saya tidak ingin menjadi bagian daftar orang yang menghianati promotornya (Prabowo). Saya tidak ingin menjadi orang yang menjegal promotornya.” (Kutipan video wawancara dengan media Kumparan, terkait pendapat Anies Baswedan mengenai Pilpres 2019).

Anies berjanji tidak akan maju di Pilpres 2019, jika Prabowo maju sebagai capres. Anies menepati janjinya. Pun sepertinya Anies tak hendak maju di pilpres 2019, meski Prabowo tak mencalonkan diri. Anies tak ingin “mengkhianati” warga DKI Jakarta yang memilihnya menjadi gubernur untuk waktu 5 tahun.

Konon ada tawaran dari Prabowo untuk mendampinginya sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada pilpres 2019. Anies menolak, bahwa ia akan menuntaskan amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ingin menuntaskan janji-janji kampanyenya.

Pilihan Prabowo selanjutnya jatuh pada wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Anies “ditinggal” sendirian. Setahunan ia tanpa wakil gubernur. Sampai diangkatnya Ahmad Riza Patria (Gerindra) membantu tugas-tugas selaku wakil gubernur.

Mudah jika mau melihat jejak digital berkenaan dengan janji Anies yang tak kan menjegal Prabowo, jika Prabowo maju sebagai capres. Konteksnya itu  Pilpres 2019. Soal itu mestinya clear. Tapi ada pihak yang tampaknya sengaja memunculkan video singkat, bahkan diviralkan, akhir-akhir ini.

Seolah tersurat itu janji Anies selamanya–jika Prabowo mengulang dan terus mengulang peruntungan sebagai capres–Anies dibuat tak bisa/boleh menapak takdirnya. Anies dibuat hanya berhenti sebagai kepala daerah. Takdir Anies coba dihentikan, tak boleh lebih dari itu.

Diviralkannya video itu tidak saja untuk menjegal Anies, tapi juga untuk mengelabui publik luas agar tidak memilih seseorang yang tidak pegang komitmen. Anies dikesankan tidak menepati janji. Pelintiran model begini memang akan terus dibuat.

Mengganggu Anies dengan terus mendeskreditkan apa yang tidak diperbuat. Semua sebisa mungkin, yang berkenaan dengan Anies, dipelintir menjadi sesuatu yang negatif. Seperti dibuat masif sistemik. Seolah berlomba kreativitas dihadirkan dengan tema memperburuk citra Anies.

Mengapa mesti Anies yang diganggu. Bukankah Anies itu hampir diseluruh lembaga survei posisinya ada di tiga besar. Anies bukan urutan pertama yang punya kans terpilih, tapi sebaliknya Anies yang paling diganggu dibanding nama-nama lain yang lebih punya kans terpilih. Aneh.

Apa ga percaya dengan hasil survei itu. Menganggapnya abal-abal. He-he-he.

Anies akan terus jadi target pembusukan mereka yang bekerja untuk itu. Upaya sistemik itu belum tampak hasilnya. Tapi segala cara mengubah opini baik menjadi sebaliknya akan terus dihantamkan padanya. Intensitas dibuat makin meninggi. Maka tak perlulah akal waras mesti terkaget-kaget, lalu marah hingga hilang kesadaran. Tak perlu sampai demikian.

Klarifikasi atas video itu pastilah efektif untuk membuyarkan skenario busuk yang coba disebar menyasar Anies. Publik pun akan tersadar, bahwa mengganggu Anies itu sebab elektabilitasnya yang makin meninggi. Sulit dibendung. Mengganjalnya akan tetap jadi ikhtiar. Seperti tak habis-habis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *