Kisah Abu Nawas: Putra Raja Sakit Karena Jatuh Cinta, Abu Nawas Jadi Dukun Tak Terduga, Ternyata….

Putra Raja Sakit Karena Jatuh Cinta
Putra Raja Sakit Karena Jatuh Cinta
banner 400x400

Hajinews.id Berikut ini adalah kisah Abu Nawas yang mengobati pangeran, putra dari baginda Raja Harun Al-Rasyid.

Baginda raja memiliki anak yang sedang sakit sudah berhari-hari.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Namun berbagai tabib sudah dipanggil tapi tak bisa mengobati, hanya Abu Nawas yang mampu.

Berikut kisahnya seperti dikutip dari kisah 1001 malam.

Suatu ketika, putra raja sedang sakit dan tidak ada yang bisa menyembuhkannya.

Akhirnya raja mengadakan sayembara yang bisa diikuti oleh rakyat dari semua lapisan.

Tidak terkecuali oleh para penduduk negeri tetangga.

Sayembara yang menyediakan hadiah menggiurkan itu dalam waktu beberapa hari berhasil menyerap ratusan peserta.

Namun tak satupun dari mereka berhasil mengobati penyakit sang pangeran.

Akhirnya sebagai sahabat dekat rajaAbu Nawas menawarkan jasa baik untuk menolong sang putra mahkota.

Baginda Harun Al Rasyid menerima usul itu dengan penuh harap.

Abu Nawas sadar bahwa dirinya bukan tabib. Dari itu ia tidak membawa peralatan apa-apa.

Para tabib yang ada di istana tercengang melihat Abu Nawas yang datang tanpa peralatan yang mungkin diperlukan.

Mereka berpikir mungkinkah orang macam Abu Nawas ini bisa mengobati penyakit sang pangeran?

Sedangkan para tabib terkenal dengan peralatan yang lengkap saja tidak sanggup.

Bahkan penyakitnya tidak terlacak. Abu Nawas merasa bahwa seluruh perhatian tertuju padanya.

Namun Abu Nawas tidak begitu memperdulikannya.

Abu Nawas dipersilahkan memasuki kamar pangeran yang sedang terbaring.

la menghampiri sang pangeran dan duduk di sisinya.

Setelah Abu Nawas dan sang pangeran saling pandang beberapa saat, Abu Nawas berkata:

“Saya membutuhkan seorang tua yang di masa mudanya sering mengembara ke pelosok negeri.”

Orang tua yang diinginkan Abu Nawas didatangkan.

“Sebutkan satu persatu nama-nama desa di daerah selatan.” perintah Abu Nawas kepada orang tua itu.

Ketika orang tua itu menyebutkan nama-nama desa bagian selatan, Abu Nawas menempelkan telinganya ke dada sang pangeran.

Kemudian Abu Nawas memerintahkan agar menyebutkan bagian utara, barat dan timur.

Setelah semua bagian negeri disebutkan, Abu Nawas mohon agar diizinkan mengunjungi sebuah desa di sebelah utara. Raja merasa heran.

“Engkau kuundang ke sini bukan untuk bertamasya.”

“Hamba tidak bermaksud berlibur Yang Mulia.” kata Abu Nawas.

“Tetapi aku belum paham.” kata Raja.

“Maafkan hamba, Paduka Yang Mulia. Kurang bijaksana rasanya bila hamba jelaskan sekarang.” kata Abu Nawas.

Abu Nawas pergi selama dua hari.

Sekembali dari desa itu Abu Nawas menemui sang pangeran dan membisikkan sesuatu kemudian menempelkan telinganya ke dada sang pangeran.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *