Melumat Rasa ‘Kekeluargaan’ Yang Menyimpang di Tubuh Polri

Melumat Rasa ‘Kekeluargaan’
Keluarga ferdy sambo beserta para ajudannya

Itulah salah satu alasan pribadi saya tidak mau ngotot-ngototan dengan polisi baik di jalan raya maupun di mana pun juga. Kita boleh punya penilaian atas suatu hal tapi tetap saja penilaian dari polisi-lah yang dilindungi undang-undang. Nyerah aja, deh. Sambil berharap pengertian dari komandan.

Bahkan, saking—mungkin karena kenyataan gaji resminya kecil—Menteri BUMN Erick Thohir pada 2020 pernah mengangkat jenderal polisi aktif menjadi Komisaris BUMN—suatu hal yang sebenarnya dilarang oleh UU—dan hal itu sempat menjadi perhatian Ombudsman.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Polisi dan pensiunan juga banyak yang menduduki jabatan di lembaga negara seperti BNN, BIN, BNPT, Kemenkumham hingga korporasi-korporasi swasta—sebagai komisaris, konsultan, dsb.

Dengan segenap anggaran dan kekuasaan yang besar itu, pengawas eksternal Polri adalah Kompolnas, lembaga yang wewenangnya cuma memberikan saran ke presiden, menerima keluhan masyarakat untuk disampaikan ke presiden, dan memberikan saran mengenai kebutuhan anggaran Polri. Kewenangannya kecil, sumber dayanya kecil, semuanya kecil. Maka layaklah ia disindir sebagai juru bicara Polri tambahan dalam kasus Yosua.

Polri sangat strategis dan cenderung berlebihan kekuasaan. Inilah yang memunculkan dugaan kuat Polri sangat potensial dijadikan alat politik—minimal polisi-lah yang memiliki jaringan hingga ke unit pemerintahan terkecil dan mendekati lokasi TPS-TPS.

Mau menang pemilu, kuasailah Jawa dan polisi! Kasarnya begitu.

Ya, kembali lagi ke inti masalah, semua ini anggaplah sebagai curhat semata.

Tak usah tanya solusi teoritis maupun taktis ke saya baiknya reformasi kepolisian itu seperti apa. Saya saja tidak mengerti dan baru merencanakan bertanya soal pembenahan Polri ke teman saya, seorang Penasihat Ahli Kapolri Bidang Media dan Komunikasi Publik, yang waktu di Media Indonesia, saya kenal sebagai orang koperasi.

Eh, malah yang bersangkutan sudah mundur gara-gara skandal konferensi pers tembak-menembak 11 Juli 2022 yang dikait-kaitkan dengan dugaan berita bohong yang menimbulkan keonaran.

Bingung saya, mau tanya ke siapa lagi…

Salam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *