Kisah Abu Nawas: Seorang Menteri Raja Dipecat Karena Melihat Surga Di Kopiah Abu Nawas

Menteri Raja Dipecat Karena Melihat Surga Di Kopiah
Menteri Raja Dipecat Karena Melihat Surga Di Kopiah
banner 400x400

Hajinews.id Suatu hari kekecewaan Abu Nawas terhadap pemerintahan yang dipimpin raja memuncak.

Sebenarnya sang raja adalah seorang yang adil dan bijaksana, namun menterinya yang zalim dan serakah, sehingga kas negara menjadi sasaran mereka walau sudah mendapat gaji besar.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Hal ini yang menjadikan Abu Nawa kecewa terhadap pemerintahan raja saat itu, sebab para menterinya berperilaku buruk.

Dikutip dari kanal YouTube my chanel’s, berikut kelanjutan ceritanya:

Singkat cerita berangkatlah Abu Nawas ke istana hendak bertemu Baginda Raja. Namun di pintu gerbang dihadang pengawal istana yang terlihat beringas.

“Aku ingin bertemu Baginda Raja.” Kata Abu Nawas. “Tidak bisa, baginda sedang sibuk.” Ucap pengawal itu ketus. “Tolong carikan jalannya, pokoknya kamu tahu beres.” Kata Abu Nawas.

“Aku ingin bertemu baginda raja karena hendak mengambil hadiah dari baginda. Aku sudah cukup kaya, nanti ku berikan hadiah itu kepadamu.” Pancing Abu Nawas.

Mendengar hal tersebut maka pengawal itu pun tersenyum bahagia seraya berkata,
“Nah itu maksudku, asal kau dan aku tahu sama tahu.” Ucap pengawal kerajaan.

Maka gerbang kerajaan dibuka oleh sang pengawal dan Abu Nawas pergi menemui Baginda Raja dan para Menteri yang sedang melakukan pertemuan.

Sesampainya Abu Nawas disambut dengan suka cita dan diberi pakaian terbaik oleh Baginda Raja, sebelum akhirnya berbicara tentang kesulitan negara tersebut.

Baginda Raja berkata: “masihkah engkau ingin membantu kesulitan negara ini wahai Abu Nawas?” Tanya Baginda Raja.

Maka dengan tegasnya Abu Nawas menjawab: “masih Baginda Raja, pantang bagi saya menelan ludah sendiri.”

“Siapkah engkau dengan hukuman mati jika engkau gagal menjawab tantangan ini?” tentang Baginda Raja.

Dan Abu Nawas pun menjawab, “siap Baginda Raja, saya pun ingin mendapat hadiah apabila saya berhasil akan hal tersebut.” Ucap Abu Nawas.

Dengan heran Baginda menjawab, “Apakah hadiah yang engkau inginkan wahai Abu Nawas?” Tanya baginda.

“Hadiah yang saya inginkan adalah hukuman cambuk, namun hukuman cambuk ditujukan kepada pengawalmu yang memiliki perilaku buruk.” Jawab Abu Nawas.

Abu Nawas pun menceritakan apa yang ia alami saat ingin menghadap Baginda Raja.

Setelah mendengar penuturan Abu Nawas memuncaklah rasa murka Baginda Raja, lalu menyetujui permintaan Abu Nawas tersebut.

Singkat cerita Abu Nawas sudah berganti pakaian yang layak yang diberikan istana, namun Baginda Raja dan menterinya terheran-heran karena kopiah lusuh dan usang itu masih terpakai di kepala Abu Nawas.

“Mengapa kopiah lusuh yang kau pakai tak kau tukar Abu Nawas?” Tanya baginda Raja.

“Tidak yang mulia, kopiah ini adalah wasiat” ucap Abu Nawas penuh misteri.

Maka dengan nada penasaran Baginda Raja pun berkata: “Benarkah hal itu wahai Abu Nawas?” Tanya Baginda sangat penasaran.

Abu Nawas menceritakan bahwa keutamaan kopiahnya itu, apabila seseorang yang jujur, tidak pernah korupsi dan mengambil milik negara, maka di kopyah tersebut muncul gambaran surga.

Dan begitu sebaliknya jika seseorang tak dapat melihat gambaran surga maka orang itulah yang dzolim.

Mendengar hal itu Baginda Raja berbisik pada menterinya, “wahai menteri Abbas, engkau ku kenal jujur dan adil, maka lihatlah kopyah wasiat milik Abu Nawas tersebut.” Pinta Baginda Raja.

Rasa gemetar pun menyelimuti menteri Abbas yang selama ini suka menguliti kas negara.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *