Hingga tibalah giliran terakhir seorang jamaah yang dikenal pendiam. Iapun lalu mengambil topi Abu Nawas dan melihat ke dalamnya. Tapi ia tak melihat apa-apa, justru ia mencium bau apek pada topi Abu Nawas.
Orang itu langsung melemparkan topi Abu Nawas ke tanah dan berkata dengan sedikit nada Jengkel.
“Aku tidak melihat apa-apa, yang ada bau apek. Lalu kau akan menuduhku orang tidak beriman,” hardik orang itu kepada Abu Nawas.
Melihat itu Abu Nawas malah tertawa terpingkal-pingkal. Kemudian Abu Nawas berkata, “Aku juga sama seperti kamu, aku tidak melihat apa-apa,” ujar Abu Nawas sambil menahan tawanya.
“Hei kalian semua, jangan hanya karena takut dibilang orang tidak beriman lalu kalian membohongi diri sendiri dan orang lain. Selama kalian taat beribadah dan menjauhi larangan Allah, kalian tak perlu takut dan tak perlu malu kepada orang lain disebut sebagai orang yang tidak beriman. Cukup hanya kalian dan Tuhanmu yang tahu. Lagian mana mungkin surga bisa terlihat sementara kalian belum mati?,” tutur Abu Nawas menasehati.
Seketika mereka yang tadinya mengerumuni Abu Nawas langsung membubarkan diri sambil menahan rasa malu.***