Kisah Abu Nawas: Bikin Heboh! Mengaku Lebih Kaya dari Allah, Baginda Raja: Apakah Engkau Sudah Kafir Sekarang?

Mengaku Lebih Kaya dari Allah
Kisah Abu Nawas: Bikin Heboh! Mengaku Lebih Kaya dari Allah
banner 400x400

Hajinews.id Sudah cukup lama Abu Nawas tidak pernah dipanggil lagi oleh baginda raja ke istana.

Sejenak, Abu Nawas pun berpikir bagaimana cara agar dirinya dipanggil ke istana oleh baginda raja.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Hal ini bukan karena Abu Nawas kangen dengan baginda raja, tetapi karena pundi-pundi penghasilannya sudah mulai kosong.

Sebab, hadiah dari baginda raja sudah tidak pernah lagi ia terima selama ini.

Kondisi rumah tangga yang demikian tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja pikir Abu Nawas.

Sehingga, Abu Nawas pun mulai mencari berbagai cara agar dipanggil ke istana oleh baginda raja.

Lama berpikir, tiba-tiba turun hujan yang begitu derasnya sehingga Abu Nawas berlari ke dalam rumahnya.

Dalam keadaan yang basah kuyup Abu Nawas berpikir, bukankah hujan adalah rahmat kenapa aku harus lari menghindarinya.

Dikutip dari kanal YouTube HUMOR SUFI OFFICIAL, dari situlah Abu Nawas mendapatkan ide agar dipanggil baginda raja ke istana.

Maka, keesokan paginya Abu Nawas langsung menjalankan aksinya supaya bisa segera dipanggil oleh baginda raja.

Abu Nawas pergi ke pasar dan berdiri di tengah-tengah keramaian, lalu berkata seperti orang yang beraliran sesat.

“Wahai umat manusia, saya Abu Nawas adalah orang yang sangat membenci pada yang hak dan suka kepada yang fitnah. Dan saya adalah orang yang lebih kaya dibandingkan Allah” ujar Abu Nawas berkali-kali.

Padahal, selama ini Abu Nawas dikenal sebagai orang alim yang taat, sehingga banyak warga yang heran dengan sikapnya tersebut.

Dia memang gemar bersikap jenaka, hanya saja leluconnya tidak pernah ngawur seperti sekarang.

Akhirnya, warga yang merasa tidak suka mendengar perkataan Abu Nawas, maka ulah Abu Nawas tersebut langsung diadukan ke baginda raja.

Mendengar pengaduan para warga, baginda raja pun menjadi geram dan memerintahkan prajurit untuk segera menangkap Abu Nawas.

Setibanya Abu Nawas di istana, baginda raja langsung membentaknya dengan sangat keras dengan penuh amarah.

“Kamu sudah murtad Abu Nawas, perkataanmu bukan lagi lelucon. Dan ini tidak bisa lagi dibiarkan, kamu harus masuk penjara,” kata baginda raja kepada Abu Nawas.

Kemudian, Abu Nawas pun mempertanyakan kesalahannya kepada baginda raja.

“Memangnya, salah saya apa baginda raja?,” kata Abu Nawas pura-pura bertanya.

“Bukankah tadi di pasar kamu mengatakan, bahwa kamu tidak suka dengan yang hak atau kebenaran, malah kamu menyukai yang fitnah. Belum lagi kamu mengatakan, kamu mengaku lebih kaya dari Allah, kamu bilang begitu kan?,” kata baginda raja sambil marah.

Abu Nawas pun tidak banyak bicara, dia langsung mengakui perbuatannya tersebut. Kemudian baginda raja bertanya kembali.

“Mengapa engkau berkata begitu, sudah kafirkan engkau?,” tanya baginda lagi.

Tapi, dengan entengnya Abu Nawas menjawab pertanyaan dari baginda raja.

“Ah saya kira, baginda raja juga seperti saya. Baginda pasti membenci perkara yang hak,” kata Abu Nawas.

Kemudian sang raja pun menjadi tambah marah dan mengatakan Abu Nawas sangat kurang ajar.

Selanjutnya, Abu Nawas pun menjelaskan maksud dari perkataannya tersebut.

“Jangan marah dulu wahai paduka yang mulia, dengarkan dulu keterangan saya,” kata Abu Nawas.

“Keterangan apalagi yang ingin kau jelaskan, sebagai seorang muslim aku membela dan bukan membenci perkara yang hak. Kamu harus tahu itu,” ujar baginda raja.

Kemudian, Abu Nawas pun mulai berkata sambil menjelaskan maksudnya kepada baginda raja.

“Begini paduka yang mulia, setiap ada orang yang membacakan talqin saya selalu mendengar, bahwa mati itu hak dan neraka itu hak. Nah, siapakah orangnya yang tidak membenci mati dan neraka yang hak itu, tidakkah baginda juga membencinya seperti aku,” kata Abu Nawas.

Akhirnya, baginda raja pun langsung terdiam ketika mendengar penjelasan itu dari Abu Nawas sembari berkata seperti ini.

“Ya, tentu saja kematian dan neraka adalah yang hak,” ujar baginda sambil mengangguk-angguk.

“Tapi, bagaimana dengan pernyataanmu yang menyukai fitnah,” tanya baginda lagi ingin tahu.

Kemudian, Abu Nawas pun kembali menjawab dengan jawaban yang membuat baginda raja terkejut.

“Bukan hanya saya saja baginda, tapi baginda pasti juga menyukai fitnah,” kata Abu Nawas.

“Baginda barangkali lupa, bahwa di dalam Al-Quran disebutkan, harta benda dan anak-anak kita adalah fitnah, padahal baginda juga menyenangi harta dan anak-anak seperti halnya saya. Benar begitu paduka yang mulia?,” lanjut Abu Nawas.

Baginda raja pun hanya membenarkan perkataan Abu Nawas dan mengangguk-anggukan kepalanya lagi.

Kemudian, baginda raja bertanya kembali kepada Abu Nawas, lalu bagaimana dengan pernyataanmu yang mengaku lebih kaya daripada Allah, apakah kamu sudah sinting?

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *