“Kamu tahu kan, kalau Allah itu maha kaya dan maha segala-galanya,” kata baginda raja kepada Abu Nawas.
Kemudian, Abu Nawas pun kembali menjawab pertanyaan yang dilontarkan baginda raja.
“Anak adalah kekayaan, baginda pasti tahu itu. Sedangkan Allah tidak mempunyai anak, saya mempunyai anak, berarti saya lebih kaya daripada Allah. Karena Allah tidak beranak dan tidak diperanakan,” kata Abu Nawas menjelaskan kepada baginda raja.
Baginda lagi-lagi hanya bisa terdiam, sebab semua yang dikatakan oleh Abu Nawas memang benar adanya.
“Kamu memang benar Abu Nawas, tapi apa maksudmu berkata seperti itu di tengah pasar hingga membuat keonaran.” tanya baginda raja kepada Abu Nawas.
Kemudian, Abu Nawas pun menjawab tujuan dari perbuatannya tersebut di pasar.
“Tujuan saya adalah supaya ditangkap dan dihadapkan kepada yang mulia. Karena, hanya inilah satu-satunya cara agar hamba bisa bertemu yang mulia,” ujar Abu Nawas.
Kemudian, baginda pun bertanya kepada Abu Nawas tentang tujuannya yang ingin menemui dirinya. Dan Abu Nawas pun menjawab dengan santainya.
“Agar mendapat hadiah,” kata Abu Nawas cengengesan.
Suasana yang tadinya tegang kemudian menjadi penuh gelak tawa, dan baginda raja pun berkata seperti ini.
“Abu Nawas Abu Nawas, ada-ada saja kamu,” kata baginda raja.
Baginda raja pun akhirnya sadar, bahwa selama ini ia jarang mengundang Abu Nawas ke istana.
Kemudian, baginda raja pun memberikan Abu Nawas beberapa keping emas sambil berkata seperti ini.
“Kalau kamu butuh apa-apa, langsung saja datang kesini. Bilang padaku apa yang kamu butuhkan, tidak perlu pakai cara-cara seperti ini lagi,” kata baginda raja.
Kemudian Abu Nawas pun meminta maaf kepada baginda raja, lalu pulang ke rumahnya sambil membawa hadiah dari baginda raja.***
