In Memorium Professor Azyumardi Azra: Senar Harpa Itu Telah Pergi

In Memorium Professor Azyumardi Azra
Professor Azyumardi Azra

Sebagai ilmuwan, AA belum pernah mengumandangkan dan menjajakan diri sebagai ilmuwan. Ia selalu berendah diri. Tidak ingin menonjol dan tak sudi disoraki dengan gemuruhnya tepuk tangan.

Ia bukan tokoh panggung yang surplus dengan keinginan untuk disanjung dan dipuja. Ia malah cenderung menghindari sorak sorai.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

AA bagai senar harpa, instrumen musik yang mengalunkan kelembutan dan kesejukan. Senar-senar harpa itu sekilas hanyalah bentangan garis-garis. Namun, bila pemain harpa memetiknya, maka senar-senar itu mengalunkan musik yang amat dahsyat. Malah ada yang mempercayai bahwa alunan musik harpa bisa mengobati penyakit.

AA adalah ibarat senar-senar harpa. Diam begitu saja, seolah tak berarti. Tapi bila dipetik, ilmu AA mengalir deras, sebagaimana alunan musik harpa tersebut.

Pada tahun 2010, saya bersama AA menghadiri konferensi internasional tentang peradaban manusia, di Yunani. Di forum itu, saya perkenalkan AA dengan Johan Galtung, pemikir sosial kontemporer, yang mencurahkan perhatiannya pada kekerasan struktural.

AA sangat gembira hari itu, berkenalan dekat dengan Galtung. Ia ternyata selalu mengikuti pemikiran dan teori-teori kekerasan Galtung.

AA bertanya, di mana saya kenal Galtung, pemikir sosial yang diidolakannya.

Beliau pernah menjadi dosen tamu di kelas saya tentang peace and conflict resolution, beberapa kali, jawab saya.

Ia pun langsung menimpali, saya terobsesi menjadi beliau, pemikir sosial mengenai kekerasan struktural.

Kini kawan saya itu, AA, telah pergi menghadap Sang Khalik. Obesinya telah terkabul sebelum kepergiannya. Menjadi pemikir tentang kemanusiaan dan kedamaian.

Selamat jalan kawanku. You will be missed. You always reside in our mind, and occupy our heart. Rest in peace, my friend.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *