Presiden Jokowi Ditelepon Menkeu AS, Obrolannya Bikin Kaget

Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
banner 400x400

Hajinews.id — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah menerima panggilan telepon dari Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS).

Melalui panggilan asal Washington DC tersebut, terungkap kondisi yang cukup mengejutkan. Jokowi menyebut, ada 28 negara yang antri masuk ke Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Tadi pagi saya mendapatkan telpon dari Menteri Keuangan dari Washington DC. Beliau menyampaikan sudah 28 negara antri masuk sebagai pasien IMF. Ini lah kondisi yang apa adanya harus saya sampaikan,” ungkap Jokowi, dalam pidatonya di Balai Sarbini Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Jokowi mengatakan, saat ini kondisi perekonomian global tengah di ambang ketidakpastian. Hal ini dipicu oleh pandemi Covid-19 hingga perang antara Rusia dan Ukraina.

“Artinya pandemi yang melanda semua negara itu mengakibatkan ekonomi global ini ambruk. Ditambah perang Rusia dan Ukraina. Sehingga krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan sekarang ini menghimpit semua negara,” katanya.

Sementara itu, menurut kabar yang diterima Jokowi dari lembaga-lembaga internasional, 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps. Bahkan, 345 juta orang di 82 negara menderita krisis pangan.

“Sebagian di negara Eropa sudah mulai masuk ke resesi. Ini nanti masuk ke winter mereka akan kesulitan untuk mendapatkan pemanas dari gas. sehingga memang kondisi negara-negara di dunia betul-betul pada posisi yang sangat tidak mudah,” kata Jokowi.

Kondisi ini berimbas pada naiknya inflasi secara global. Harga-harga barang mengalami kenaikan tetapi pertumbuhan ekonominya semuanya anjlok. Ditambah lagi, dari hasil kunjungannya bertemu Presiden Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu, Jokowi menyimpulkan perang masih akan berlanjut dalam waktu yang panjang.

“Tapi dari pembicaraan 1,5 jam plus 2,5 jam saya menyimpulkan perang tidak akan usai dalam waktu yang dekat masih panjang dan inilah yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi global,” tambahnya.

Meski begitu, ada hal yang masih disyukuri Jokowi, yakni Indonesia masih bisa tumbuh 5,44% pada kuartal II 2022 kemarin. Hal ini didukung pula dengan RI yang sejauh ini memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan swasembada beras di tahun 2019, ditandai dengan diperolehnya sertifikat dari International Rice Riset Institute (IRRI).

“Tapi Alhamdulillah, negara kita di kuartal kedua kemarin masih bisa tumbuh 5,44%. Ini pertumbuhan ekonomi termasuk yang terbaik di dunia. Karena hal-hal yang fundamental, reformasi struktural, reformasi birokrasi, terus kita jalankan meskipun pandemi,” ujarnya.

Sumber: Detikcom

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *