Khutbah Jumat: Terkabulnya Sebuah Doa

Terkabulnya Sebuah Doa
Terkabulnya Sebuah Doa/ilustrasi berdoa

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لله.. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ اِلَيْه، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

و أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَه

Bacaan Lainnya
banner 400x400

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

معاشر المسلمين.. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْـمُتَّقُون

Hajinews.id – Pada tahun kedua Hijriyah terjadi suatu waktu perang yang sangat besar yang dinamakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan Yaumul Furqon (hari pembeda), yaitu perang badar.

Dimana kaum muslimin dengan jumlah yang sangat sedikit (300 belasan) pasukan dengan persenjataan yang sangat terbatas harus melawan 1.000 pasukan kaum musyrikin dengan persenjataan yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta 315 atau 317 sahabat keluar dalam rangka untuk menghadang kafilah dagang Abu Sufyan. Karena para sahabat yang terusir dari kota Mekah dan orang-orang musyrikin telah merampas harta mereka.

Maka saatnya Nabi dan para sahabat merampas balik harta orang-orang kafir Quraisy. Namun Abu Sufyan lolos kemudian meminta pertolongan dari Abu Jahal dan kawan-kawannya kemudian datanglah pasukan kaum Quraisy dengan jumlah 1000 orang dengan persenjataan yang sangat kuat.

Maka tatkala itu kondisi sangat genting, jumlah yang tidak sebanding (1 banding 3) dan persenjataan juga yang tidak sebanding.

Oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tatkala itu berdoa dengan beristighatsah yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an:

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ ﴿٩﴾

“Tatkala kalian beristighatsah kepada Rabb kalian maka Aku akan menolong kalian dengan Malaikat yang datang berbondong-bondong.”

Ketika itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallah bersama Abu Bakar menyendiri berdua sementara seluruh sahabat yang lain maju dalam medan pertempuran. Tugas mereka berdua berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum maju dalam medan pertempuran. Maka Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu berdoa dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa.

Abu Bakar telah selesai berdoa dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belum selesai berdoa. Beliau menengadahkan kedua tangan beliau, diangkat ke atas sampai selendang beliau terjatuh dan beliau tetap berdoa.

Abu Bakar yang sudah selesai berdoa datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata, “Wahai Rasulullah, sudah cukup doamu. Sesungguhnya Allah akan mengabulkan doamu.”

Tapi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak peduli. Beliau terus berdoa mengangkat kedua tangan beliau kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau berdoa:

اللهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ ، لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ

“Ya Allah jika kami sekelompok kecil ini binasa, maka Engku tidak akan disembah.”

Nabi terus berdoa, Nabi terus berdoa sampai Allah turunkan firmanNya bahwasannya Allah akan berikan pertolongan kepada kaum Muslimin sehingga akhirnya mereka menang dalam perang badar tersebut. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّـهُ بِبَدْرٍ وَأَنتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿١٢٣﴾

“Sungguh Allah telah menolong kalian dalam perang badar padahal kalian sangat sedikit jumlahnya. Kalian sangat sedikit, kalian tidak memiliki kemampuan, Allah yang menolong kalian, maka bertakwalah kepada Allah agar kalian bersyukur.” (QS. Ali-Imran[3]: 123)

Tatkala seseorang berdoa kepada Allah dengan menghinakan dirinya dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka itu salah satu sebab utama agar doa dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lihatlah Nabi Musa ‘Alaihis Salam tatkala beliau dikejar oleh pasukan Firaun. Maka beliau pergi meninggalkan kota Mesir menuju negeri Madyan. Tiba-tiba, tanpa persiapan. Berjalanlah beliau bersafar dalam jarak yang jauh, menempuh padang pasir tanpa membawa bekal makanan sama sekali. Sampai akhirnya tibalah beliau di negeri Madyan. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ ۖ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۖ قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّىٰ يُصْدِرَ الرِّعَاءُ ۖ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ ﴿٢٣﴾

Maka tibalah negeri Madyan, dia melihat sekelompok orang-orang berkumpul di suatu sumur yang sedang mengambil air. Sementara ada dua wanita yang menjauh, mereka tidak mengambil air, maka Nabi Musa datang ingin menolong mereka.

Nabi Musa berkata, “Ada apa gerangan kalian berdua?” Kata kedua wanita ini, “Kami tidak bisa mengambil air karena ayah kami sudah tua tidak bisa mengambil air.” Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰ إِلَى الظِّلِّ

Kemudian Nabi Musa dengan sisa tenaganya membantu kedua wanita tersebut, setelah itu dia bingung hendak kemana, tidak ada yang menolongnya, dia dalam kondisi sangat lapar, datang bertemu dengan banyak orang, tidak ada yang menjamunya, tidak ada yang mengajak dia makan, entah kemana dia minta. Kepada siapa dia minta dijamu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *