Perekonomian Global Melambat, Sri Mulyani: Ekonomi RI Tahan Banting

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
banner 400x400

Hajinews.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai ekonomi Indonesia tetap resilient alias tahan banting pada kuartal ketiga tahun ini di tengah perlambatan ekonomi negara maju.

“Menkeu, Gubernur BI, Ketua OJK, dan Ketua LPS, kami berempat tetap berkomitmen menjaga stabilitas sistem keuangan dengan memperkuat koordinasi dan mewaspadai perkembangan risiko global, termasuk menyiapkan respons kebijakan,” ujarnya dalam konferensi pers KSSK, Kamis (3/11).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Menurut Ani, sapaan karibnya, kinerja perekonomian global melambat dengan risiko ketidakpastian yang tinggi. Bahkan, ekonomi sejumlah negara maju, terutama AS, Eropa, dan China, melambat.

Hal itu tercermin dari dari Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur global pada September 2022 yang masuk zona kontraksi, yakni pada level 49,84.

Perlambatan sektor manufaktur, kata Ani, tak terlepas dari ketegangan geopolitik dan perang Rusia-Ukraina yang memicu lonjakan inflasi global, dan gangguan pada perdagangan dan investasi, termasuk juga pengetatan kebijakan moneter oleh beberapa bank sentral dunia.

“Kenaikan fed fund rate (suku bunga The Fed) diperkirakan masih tinggi dengan siklus yang makin panjang dan mendorong penguatan mata uang dolar AS, sehingga menimbulkan depresiasi nilai tukar di berbagai negara, termasuk juga Indonesia,” imbuh dia.

Namun, perbaikan di sisi domestik masih terus berlanjut. Salah satunya, konsumsi swasta yang masih kuat di tengah kenaikan inflasi. Tak cuma itu, investasi non bangunan juga meningkat dan kinerja ekspor yang masih terjaga.

“PMI manufaktur Indonesia masih masuk zona ekspansif, yaitu di level 51,8. Indeks penjualan riil atau IPR juga tumbuh 5,5 persen, dan indeks kepercayaan konsumen (IKK) juga menunjukkan persepsi konsumen yang ekspansif, yaitu di level 117,2,” terang Ani.

“Dengan demikian, kita melihat dari sisi demand (permintaan), konsumen masih cukup kuat, ekspor masih baik, dan sisi supply side lapangan usaha utama, yaitu perdagangan, pertambangan, dan pertanian juga menunjukkan kinerja yang membaik,” lanjutnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *