Kisah Sang Ahli Ibadah, 220 Tahun Tak Pernah Maksiat Tapi Meninggal Su’ul Khatimah

Ahli Ibadah Meninggal Su'ul Khatimah
Ahli Ibadah Meninggal Su'ul Khatimah. Foto: unsplash

Hajinews.id – Kisah ini sarat dengan pelajaran berharga bahwa tak seorang pun mengetahui akhir hidup seseorang. Bisa jadi orang yang terlihat ahli maksiat akhir hidupnya berakhir indah, husnul khatimah.

Sebaliknya orang yang tampak alim dan ahli ibadah justru berakhir su’ul khatimah. Seperti kisah berikut ini, seorang ahli ibadah yang tidak pernah bermaksiat selama 220 tahun justru mati dalam keadaan su’ul khatimah. Kematian yang tidak dinginkan oleh siapa pun. Na’udzubillahi min dzalik!

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Apa penyebab ahli ibadah ini mati dalam keadaan sangat buruk? Berikut kisahnya dikutip dari @ceramah.ustadabdulsomad di kanal Instagram.

Kisah ini dialami oleh Barshisha, seorang ahli ibadah yang mempunyai 60.000 santri, dan seluruh santrinya bisa berjalan di angkasa karena berkah ilmunya. Tak tanggung-tanggung, ia beribadah selama 220 tahun tanpa sekalipun melakukan perbuatan maksiat.

Para Malaikat sangat kagum dengan sosok beliau. Allah kemudian berfirman: “Apa yang kalian kagumi darinya, sesungguhnya aku lebih mengerti dari apa yang kalian mengerti. Sesungguhnya Barshisha dalam pengertian-Ku akan berbuat kufur dan masuk neraka untuk selama-lamanya sebab minum khamar.”

Iblis laknatullah pun tersenyum dan ia tahu apa yang harus ia lakukan untuk menggoda Barshisha. Iblis kemudian mendatangi Barshisha di pondoknya dengan menyamar sebagai pemuda ahli ibadah yang memakai jubah putih terbaik dan memakai wewangian.

Barshisha kemudian memanggil si pemuda itu seraya bertanya: “Siapa kamu dan ada keperluan apa ke sini?”. Iblis kemudian menjawab: “Saya adalah seorang hamba. Saya datang untuk membantu ibadahmu kapada Allah.”

“Barangsiapa yang ingin beribadah kepada Allah, maka cukuplah Allah sebagai pemiliknya,” jawab Barshisha.

Iblis yang menyamar itu iktikaf dan kemudian beribadah di masjid selama tiga hari tiga malam tanpa makan dan tidur. Melihat ibadahnya yang seperti itu, Barshisha takjub seraya berkata: “Saya beribadah kepada Allah selama kurang lebih 220 tahun, namun tidak pernah mengerjakan seperti apa yang kamu kerjakan?”.

Kemudian Iblis berkata: “Aku telah berbuat dosa, oleh sebab itu aku terus mengingatnya agar rasa kantuk, lelah dan laparku hilang.”

Kemudian Barshisha bertanya: “Bagaimana caranya agar aku bisa seperti engkau?” Kemudian Iblis menjawab, “Pergi dan berbuat maksiatlah kepada Allah, kemudian cepat-cepat bertaubatlah, karena Allah maha pemberi ampun.”

Barshisha lanjut bertanya: “Apa yang harus aku lakukan?”.

Barshisha lanjut bertanya: “Apa yang harus aku lakukan?”. Iblis lalu menjawab dengan lantang: “Zina!” Barshisha berkata: “Itu perbuatan terlarang, aku tidak akan melakukan perbuatan keji itu.”

Iblis lalu berkata lagi: “Bunuh orang mukmin!” Barshisha menjawab tegas: “Aku tidak akan melakukan itu!”

Tak mau kalah, lalu Iblis berkata: “Minum khamar yang memabukkan, karena ini adalah yang paling ringan dan Allah akan mudah mengampunimu.” Barshisha kemudian berkata: “Minum-minuman yang memabukkan juga sebuah larangan.”

Iblis kemudian berkata: “Minum sedikit saja dan jangan sampai engkau mabuk!”

Mulai luluh dengan bujuk rayu iblis, Barshisha lanjut bertanya: “Dimana aku akan melakukannya?”

Iblis menjawab: “Pergilah ke desa ini!”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *