Apakah Orang Indonesia Sudah Bahagia?

Apakah Orang Indonesia Sudah Bahagia?
Apakah Orang Indonesia Sudah Bahagia?

Di sisi lain, good governance merupakan persoalan paling krusial dalam mendorong peningkatan PDB per kapita. Birokrasi yang lambat, kongkalikong hingga praktik suap membuat daya saing Indonesia sangat rendah. Ekonomi kemudian terkonsentrasi di kelompok tertentu. Wajar jika, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) berkesimpulan bahwa 1 persen populasi menguasai 50 persen aset nasional.

Indeks Persepsi Korupsi Stagnan

Kedua, stagnasi persepsi korupsi. Corruption Perception Index atau Indeks persepsi korupsi adalah sebuah penilaian indikator korupsi suatu negara yang dilakukan oleh Transparency International.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Semakin tinggi skor CPI, makin tinggi pula komitmen negara untuk memberantas korupsi dan menciptakan good governance. Sementara semakin rendah skor CPI, maka dipastikan komitmen untuk mewujudkan good governance, termasuk dalam pemberantasan korupsi, patut dipertanyakan.

Adapun, skor CPI Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 38 atau naik tipis dari tahun 2020 yang hanya 37. Kenaikan skor CPI itu berimbas positif kepada peringkat Indonesia yang semula berada di nomor 102 menjadi peringkat 98.

Kendati naik, kalau melihat tren CPI selama Presiden Jokowi memimpin cenderung stagnan. Indeks Persepsi Indonesia belum beranjak dari angka 30-an, meski tahun 2019 lalu sempat tembus di angka 40. Namun jika dirata-rata CPI Indonesia tahun 2014-2021 hanya berada di angka 37,1. Lagi-lagi skor CPI berada di bawah negara-negara Asean.

Kinerja ini selain belum ideal, juga jauh dari ekpektasi pemerintah. Apalagi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2018, ketuanya Agus Rahardjo, pernah sesumbar untuk mengerek CPI ke angka 50. Angka yang menurut catatan Bisnis sempat membuat Jokowi kaget karena angkanya dianggap terlalu tinggi.

Kekagetan Jokowi rupanya terbukti dengan stagnasi skor indeks persepsi korupsi yang ‘nyaman’ berada di kisaran 37 persen.

Kendati terjadi stagnasi, ada beberapa pengungkapan kasus korupsi pada masa pemerintahan Jokowi yang perlu diapresiasi. Pengungkapan korupsi Jiwasraya hingga Asabri adalah dua contoh keberhasilan pengungkapan skandal korupsi yang nilai kerugiannya mencapai puluhan triliun rupiah.

Namun demikian, pengungkapan kasus-kasus besar itu tidak cukup tanpa dibarengi dengan upaya lain untuk mencegah praktik korupsi terjadi. Penegakan hukum yang tanpa pandang bulu dan hukuman berat bagi koruptor mungkin akan memperbaiki indeks persepsi korupsi, dengan langkah ini pula indeks kebahagiaan Indonesia bisa meningkat jauh dari yang dicapai saat ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *