Inilah problem utama yang memang menjadi fokus ajaran Nabi Muhammad saw, yakni bagaimana menyempurnakan akhlak. Beliau bersabda; Innama buitsu li utammima makarimal akhlak (sesungguhnya aku di utus, guna menyempurnakan akhlak). Dan Allah swt memberikan pujian atas prilaku dan akhlak beliau dengan firman-Nya “sesungguhnya dalam diri (Muhammad) terdapat prilaku yang sangat baik”. Juga dalam firman-Nya, “sesungguhnya (Muhammad ) senantiasa berada di jalan yang lurus” dan banyak lagi pujian Allah kepada akhlak beliau. Nabi Muhammad saw diutus Allah bagi seluruh makhluk Allah, sehingga disebut pula sebagai rahmatan lilalamiin (pembawa rahmat bagi seluruh alam).
Sudah barang tentu bahwa umat Islam yang kebetulan menduduki atau diserahi amanah pada suatu jabatan publik, entah itu sebagai Presiden/wakil Presiden, Menteri, pejabat tinggi negara, Kepala Daerah, hakim, jaksa, polisi, dan seterusnya, mesti terdepan dalam memberikan keteladanan, memberikan pengaruh positif. Jangan justru terdepan dalam memberikan pengaruh negatif. Apalagi jangan jadi terdepan dalam menyebarkan islamophobia.
Semoga catatan ringan, singkat sekedar untuk saling mengingatkan ini dapat jadi bahan renungan kepada para pembaca. Dan semoga Allah swt menolong kita untuk melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan menerima segala ketetapan-ketetapan-Nya.
