Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-14): Menanti Kabar Buah Hati

Menanti Kabar Buah Hati
Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
banner 400x400

“Atau mungkin Tuhan ingin menguji Kita!”, katanya sambil mengulurkan tangannya untuk membelai kepala Nur yang mulai mengeluarkan suara isak tangis.

Tiba-tiba Nur Jannah membuka tangannya, menubruk tubuh Bu Bisri. Raungan tangisnya makin menjadi-jadi. Bu Bisri membalas rangkulan itu, sambil mengeratkan pelukannya. Dibiarkannya gadis itu menumpahkan kesedihannya dengan isak tangis dan air mata.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Sabarlah, Nak. Ibu yakin Ia akan segera kembali untuk berkumpul lagi dengan Kita. Berdoalah pada Allah. Bukankah Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Mendengar doa hamba-Nya?”.

Pak Bisri diam-diam mengikuti pembicaraan dan tingkah laku mereka berdua dari balik jendela kamar tidurnya. Dadanya berdegup keras. Perasaan empati pada sang calon menantu, rasa kasihan pada sang istri dan perasaan cemas akan nasib putra sulungnya berbaur menjadi satu. Pak Bisri yang dikenal sebagai tokoh agama yang tegar dan pemberani, tiba-tiba tidak kuasa lagi menahan air matanya.

Sejak Ia menginjak usia dewasa, inilah untuk pertama kalinya Ia merasakan hangatnya air mata. Pak Bisri kemudian bergerak ke arah tempat tidur di kamar itu. Kepalanya merunduk. Diletakkannya tangan Kiri ke dahinya sambil memejamkan mata. Tiba-tiba Ia mendengar pintu depan rumahnya berderit. Ia segera bangkit dan mengintip kembali dari jendela. Tampak Nur bersalaman dan mencium punggung tangan Bibinya sembari berpamitan. Pak Bisri buru-buru menelentangkan badannya di ranjang, dan mengarahkan wajahnya ke dinding, sambil menutupinya dengan guling, berpura-pura sedang tidur.

(Bersambung….)