Nasehat Kepemimpinan dari sang Perdana Menteri

Nasehat Kepemimpinan dari sang Perdana Menteri
Anwar Ibrahim

Oleh: Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation

Hajinews.id – Hari Senin kemarin, 9 Januari 2023, dilaksanakan otelah melangsungkan acara Dialog kepemimpinan bersama Dato’ Dr. Anwar Ibrahim, yang baru saja terpilih dan dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia. Acara ini dilaksanakan oleh CT (Chairul Tanjung) Corp Leadership Forum. Dan secara kebetulan pula saya termasuk yang mendapat undangan untuk hadir. Walau tidak sempat karena jauh di New York, Saya mengikuti dari dekat (secara virtual).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Acara itu sangat prestigious (terhormat) dan luar biasa. Karena dihadiri oleh begitu banyak tokoh-tokoh nasional, termasuk menteri dan mantan menteri, Pimpinan lembaga tinggi negara, petinggi partai, Ulama dan Pimpinan organisasi massa lainnya.

Namun yang terpenting dari semua itu adalah sosok Anwar Ibrahim itu sendiri yang luar biasa. Kalau sekiranya saya ingin memberikan deskripsi tentang beliau dalam satu, mungkin yang tepat adalah “perfect”. Tentunya sempurna yang dimaksud ada pada relevansinya sebagai manusia yang juga pastinya tidak lepas dari konotasi relatifitas.

Anwar Ibrahim sejak semasa mahasiswa telah menampilkan diri sebagai mahasiswa yang aktifis, cerdas, dan luas dalam permikiran dan pergaulan. Kecerdasan dan keluasan berpikir Anwar didukung oleh keluaasan referensi, selain tentunya pengalaman yang luar biasa.

Anwar Ibrahim dapat dikategorikan ilmuan yang politisi dan politisi yang ilmuan. Tapi pada kedua sisi itu (ilmuan dan politisi) Anwar Ibrahim sangat solid dalam wawasan dan komitmen keaagamaan. Yang pada akhirnya menjadi sosok politisi yang religious dan cendekiawan.

Sosok Anwar Ibrahim memang exceptional (Istimewa). Perjalanan politiknya yang penjang telah mengantarkannya kepada pengalaman hidup yang lengkap. Pernah merasakan kejayaaan dengan posisi-posisi prestigious di pemerintahan (Menteri dan Wakil Perdana Menteri). Tapi juga pernah terhempakkan ke dalam pengalaman pahit, dipenjara sekitar 10 tahunan. Bukan sekedar penjara. Tapi upaya pembunuhan Karakter (character assassination) dengan fitnah kejam yang dahsyat.

Tapi seperti yang disampaikan dalam pidatonya itu Anwar Ibrahim adalah sosok yang berkepribadian kuat. Dan yang lebih penting adalah beliau selalu memiliki pandangan optimisme di tengah goncangan gelombang kehidupan yang tidak bersahabat.

Memaknai Kepemimpinan

Satu hal yang perlu digaris bawahi juga adalah ketulusan Anwar Ibrahim dalam menyikapi perasaan kedekatan secara peibadi dengan Indonesia. Berkali-kali beliau menyebutkan bahwa beliau “is deeply sentimental” (terikat secara emosi) dengan Indonesia.

Lebih dari itu beliau menyampaikan bahwa dengan segala kekurangan dan ketidak sempurnaan Indonesia, bahkan mengutip pernyataan Taufik Ismail “saya malu jadi orang Indonesia”, beliau tetap bangga dengan Indonesia. Bahwa Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh besar seperti Soekarno (nasionalis), Hamka (Islam), bahkan siapa yang beliau disebut sebagai golongan kiri (Soejatmiko).

Saya tidak ingin menyebutkan semua poin-poin penting yang Anwar sampaikan dalam presentasinya yang tidak memakai bahan tertulis seperti kebiasaan para pejabat negara lainnya. Beliau berbicara dari hati dan kepala dengan penguasaan materi dan komunikasi yang dahsyat.

Penguasaan Anwar dengan ragam subyek itu terlihat misalnya ketika menyinggung Urgensi “critical thinking” para ulama/cendekiawan masa lalu. Salah satunya adalah perdebatan intelektual antara Imam Al-Ghazali dan Ibnu Rusydi. Belum lagi penguasaan teks-teks keagamaan baik Al-Quran, hadits, bahkan sejarah Islam.

Saya ingin membatasi diri pada tiga catatan penting dari berbagai hal yang beliau sampaikan dalam pemaparan itu.

Pertama, isu kepemimpinan dan demokrasi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *